DEMOKRASI.CO.ID - Polri telah menangkap dua pelaku penyiraman air keras ke Penyidik KPK Novel Baswedan. Namun, Dewi Ambarwati alias Dewi Tanjung yang melaporkan Novel ke Polda masih meragukan adanya kasus penyiraman air keras.
"Gini lho kamu siram air keras ke mukamu saja akan terciprat kemana-mana, ini logikanya Novel diserang. Saya kan pernah ke rumah Novel dengan tim saya, saya lakukan rekonstruksi dan saya menghitung jarak Masjid Al-Ihsan itu selang 5 rumah dari rumahnya novel, itu di tengah-tengah ada pohon, jadi maksud saya jaraknya itu pertama," ujar Dewi ketika dihubungi, Sabtu (28/12/2019).
"Lalu pelaku siram kanan tapi kenapa mata kiri yang buta? buta permanen lho ya. Lalu banyak statement lawyernya sendiri saya tanya mata mana yang buta 3 lawyer yang debat sama saya satupun nggak jawab," lanjutnya.
Dia meminta polri untuk memperlihatkan pelaku yang sudah ditangkap. Dewi pun mengatakan dirinya ingin mengetahui jenis air keras yang digunakan pelaku.
"Kalau memang pelaku ditangkap ya bagus. Karena saya mau tanya ke pelaku air apa yang disiramkan? karena banyak hal yang nggak masuk logika. Setiap hal setiap saya ketemu orang itu akan dibahas. Pertanyaanya kenapa matanya aja yang rusak muka nggak? saya hanya meragukan itu buta karena penyiraman, atau ada hal lain, atau emang itu tidak buta. jadi itu," kata Novel.
Dua pelaku penyerangan air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan sudah ditangkap. Keduanya merupakan polisi aktif berinisial RM dan RB. Mereka sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Pelaku diamankan pada Kamis (26/12) malam di Cimanggis, Depok. Saat ini pelaku tengah diperiksa secara intensif. Penangkapan ini merupakan kerja sama Tim Teknis Novel dengan Brimob.
"Pelaku ada dua orang. Inisial RM dan RB. Polri aktif," kata Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo di Jakarta, Jumat (27/12).[dtk]