DEMOKRASI.CO.ID - Persaudaraan Alumni (PA) 212 menyatakan bakal menggelar aksi unjuk rasa mendesak Kepolisian untuk mengusut kasus dugaan penistaan agama yang disebut melibatkan Sukmawati Soekarnoputri dan Gus Muwafiq.
Ketua Media Center PA 212 Novel Bamukmin menuturkan aksi unjuk rasa akan digelar di Depan Mabes Polri, Jakarta, Jumat (13/12).
"Insya Allah PA 212 akan menggelar aksi damai di Mabes Polri di Jalan Trunojoyo," ujar Novel, Jakarta, Selasa (10/12).
Novel menuturkan acara batal digelar di Gambir karena Bareskrim Polri sudah pindah ke Mabes Polri. Sehingga, dia mengingatkan kepada peserta untuk hadir di Mabes Polri.
Lebih lanjut, Novel menyampaikan aksi dilakukan karena Sukmawati dan Muwafiq diduga telah menistakan agama namun tidak kunjung diperiksa oleh Kepolisian.
Sebagai Sekjen Korlabi, Novel berkata sudah melaporkan Sukmawati dan Muwafiq ke kepolisian.
"Sampai saat ini Sukmawati belum diperiksa padahal kasus ini adalah kedua kalinya dilakukan Sukmawati. Begitu pun Muwafiq juga belum diperiksa," ujarnya.
Di sisi lain, Novel menyindir Majelis Ulama Indonesia yang enggan mengeluarkan fatwa penista agama terhadap Sukmawati. Dia berkata tindakan MUI itu diduga karena intervensi Ketua MUI nonaktif Maruf Amin yang kini menjadi Wakil Presiden.
Dia menyampaikan Mahfud berupaya mengarahkan proses mediasi di MUI agar kasus Sukmawati tidak diadili di Pengadilan.
"MUI menjadi biang kerok karena patut diduga oknum Ketua MUI yang tidak mau mengundurkan diri itu diduga mengintervensi sesuai dengan jabatannya sebagai Wapres," ujar Novel.
Lebih dari itu, Novel menyampaikan Indonesia tengah darurat penista agama. Dia berkata banyak penista agama yang tidak ditindak secara hukum.
"Jelas kami umat islam harus menggelar aksi kembali dan korlabi adalah advokat alumni 212 tentunya meminta kepada ulama, tokoh, aktivis Islam dan umat islam di manapun untuk bisa turun dalam aksi bela Islam bela Rasulullah," ujarnya.
Gus Muwafiq dalam salah satu tausiyah-nya di Jawa Tengah mengisahkan tentang kisah hidup Nabi Muhammad. Muwafiq menyebut Nabi Muhammad tidak terurus dengan baik.
Video ceramah yang didominasi dalam bahasa Jawa tersebut viral, dan berujung kecaman dari sejumlah kalangan. Muwafiq pun telah meminta maaf atas ucapannya yang dianggap menyinggung sebagian umat.
Sementara Sukmawati dilaporkan dalam kasus dugaan penodaan agama terkait pernyataannya membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden pertama RI Sukarno.
Dalam potongan video viral yang beredar, Sukmawati berkata, "Mana lebih bagus Pancasila atau Alquran? Sekarang saya mau tanya nih semua. Yang berjuang di Abad 20, itu nabi yang mulia Muhammad apa Insinyur Sukarno untuk kemerdekaan?".[]