DEMOKRASI.CO.ID - Langkah Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendukung wacana ekspor benih lobster dinilai aneh. Aneh lantaran alasan yang diurai Luhut justru memperlihatkan pemerintah lemah dalam pengawasan.
Begitu tegas Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyouno kepada wartawan, Senin (23/12).
Menurutnya, alasan Luhut yang menyebut ekspor lebih baik ketimbang penyelundupan adalah bukti pemerintah lemah.
“Itu artinya pemimpin negara tulalit, masak iya kalah sama para penyelundup benih lobster?” tanyanya.
Jika penyelundupan benih masih bisa dilakukan hingga ke Vietnam, maka itu sama saja memperlihatkan pengawasan pemerintah lemah. Atau, sambungnya, ada pejabat pemerintah yang ikut bermain dalam penyelundupan itu.
“Jangan-jangan Bea Cukai, quarantina dan aparat hukumnya pada menikmati baby-baby lobster tuh,” tanya wakil ketua umum DPP Partai Gerindra itu.
Dugaan lainnya, sambung Arief, para penyelundup lobster memang memiliki kekuatan super. Sehingga, Luhut sudah sejak zaman Menteri Kelautan dan Perikanan dijabat Susi Pudjiastuti sudah menyuarakan untuk ekspor benih lobster.
“Tapi yang namanya Bu Susi kan bagaikan Ratu Pantai Selatan yang tidak goyah dengan kekalahan LBP oleh penyelundup baby lobster itu,” terangnya.
Luhut merasa yakin bahwa rencana untuk membuka keran ekspor benih lobster akan berdampak pada ekonomi yang besar. Apalagi, selama ini terus terjadi penyelundupan.
"Nilai tambah juga, daripada sekarang ini diselundupkan 80 persen, lebih bagus dikontrol. Kan ujung-ujungnya pengawasan," kata Luhut.[rmol]