DEMOKRASI.CO.ID - Tokoh agama, Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus menasihati Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD agar berhati-hati dengan jabatan yang diemban saat ini.
Dilansir dari Antara dan Suara.com, Minggu (29/12/2019), Gus Mus, yang juga mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengingatkan Mahfud MD bahwa jabatan bisa mengubah seseorang.
"Hati-hati lo sampean, jabatan itu merusak wong (orang)," ucap Gus Mus yang juga pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu saat memberi tausyiah di peringatan Haul Gus Dur Ke-10 di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Mendengar itu, sontak para jamaah tertawa. Sementara Mahfud mengangguk-angguk dan tersenyum. Lebih lanjut, Gus Mus bercerita tentang pengalamannya saat menjabat sebagai Rais Aam PBNU.
"Saat saya menjabat Rais Aam sebentar, rasanya saya harus terus berfatwa," kata Gus Mus yang kembali membuat hadirin tertawa.
Gus Mus diketahui menjabat sebagai Rais Aam PBNU periode 2014 -2015, menggantikan KH. Mohammad Ahmad Sahal Mahfudh yang wafat pada 2014.
Gus Mus dipilih sebagai Rais Aam PBNU pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur pada 2015 lalu, tetapi ia menolak jabatan itu. Sebagai gantinya ditunjuk KH Ma`ruf Amin, yang kini menjabat sebagai wakil presiden.
Sementara Mahfud MD lebih dulu dikenal sebagai ahli hukum tatanegara, sebelum terjun ke dunia politik saat ditunjuk Gus Dur, Presiden Republik Indonesia ke-4 sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Kehakiman pada periode 2000 - 2001.
Mahfud MD juga pernah menjabat sebagai anggota DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa, kemudian menjadi Ketua Mahkamah Konstisusi (2008-2013), dan kini ditunjuk sebagai Menkopolhukam oleh Presiden Joko Widodo.