DEMOKRASI.CO.ID - Adalah politisi Partai Gerindra Iwan Sumule yang mempopulerkan hastag atau tanda pagar #TangkapEnggar.
Menurutnya, mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita adalah pihak yang paling bertanggung jawab menyusul rencana pemusnahan 20 ribu ton beras di gudang Bulog yang membusuk karena terlalu lama menumpuk.
Adalah Enggar ketika menjabat sebagai Menteri Perdagangan yang melakukan impr secara ugal-ugalan di saat panen raya.
Pernyataan Iwan Sumule itu disebut Wasekjen Partai Gerindra Andre Rosiade sebagai pernyataan pribadi yang tidak mewakili sikap partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu.
Menurut Andre, tidak ada instruksi dari Partai Gerindra untuk memviralkan hastag tersebut.
Menyikapi pernyataan Andre itu, Iwan Sumule justru menyindir Andre yang menurutnya tampak macam ketua umum.
Iwan membandingkan pernyataan dirinya tentang #TangkapEnggar dengan dengan pernyataan Andre yang menuding Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan terlibat dalam sengketa antara PT Karya Citra Nusantara (KCN) dengan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN)?
“Apakah Partai Gerindra yang menyusur (Andre) menuding-nuding Menko LBP terlibat?” ujar Iwan.
Iwan mengatakan, pernyataan Andre itu memberikan kesan dirinya (Andre) membela Enggar.
Untuk memperkuat pernyataannya soal #TangkapEnggar, Iwan Sumule pun menautkan berita dari pernyataan ekonom DR. Rizal Ramli yang menjelaskan keterlibatan Enggar di dalam impor ungal-ugalan itu.
Iwan juga merespon pendapat anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Nasdem Ahmad M. Ali yang mempertanyakan peran Bulog di balik rencana pemusnahan 20 ribu ton beras busuk itu.
Asal letup. Bendum Nasdem pikir yang punya kebijakan impor itu Bulog. Ampun. Ini anggota DPR RI pula dari Sulteng. Namanya Ahmad Ali alias Mad Sun. Kebijakan impor mungkin dia kurang paham, tapi kalo soal tambang nikel di Morowali dia tahu bangat,” kata Iwan Sumule via akun Twitter miliknya.(rmol)