DEMOKRASI.CO.ID - Menkopolhukam Mahfud MD membisu ketika warganet dengan akun Twitter @abizia menanyakan perubahan sikap mantan Ketua MK dalam menyikapi muslim Uighur.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Yang terhormat bapak @mohmahfudmd
Mohon pencerahan 🙏 ttg dua twit bapak mengenai krisis kemanusiaan uighur yg sangat kontradiktif saat sebelum dan sesudah menjabat menko polhukam
Saya,
Rakyat Jelata Indonesia,” tulis @abizia.
Kicauan @abizia terhadap Mahfud MD diretweet 449, disukai 718 dan dikomentari 134.
Mahfud MD pernah membela Uighur sebelum bergabung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berdasarkan jejak digital, pembelaan Mahfud itu diungkapkan di akun Twitter-nya @mohmahfudmd, 20 Desember 2018.
“Indonesia harus menggunakan jalur diplomatik untuk menghentikan penindasan terhadap muslim Uighur sesuai tujuan negara yang keempat tidak boleh diam,” tulis Mahfud.
Menurut Mahfud pembelaan terhadap Muslim Uighur berdasarkan pembukaan dasar UUD 45.
“Menurut alinea I pembukaan UUD 45 kita merebut kemerdekaan untuk menjaga derajat kemanusiaan dari penistaan manusia lain (penjajah),” kata Mahfud.
Namun, setelah gabung ke pemerintahan Jokowi menjadi Menkopolhukam, Mahfud MD membela China.
“Kpd Dubes China Sy tanya, mengapa di Uighur ribut sedang di daerah2 lain kaum muslimin di China aman? Saya tegaskan bhw kita tak ingin ikut campur tapi ingin tahu masalahnya. Setelah dia menjelaskan, ya, sudah. Kita tak mau intervensi,” ungkap Mahfud.[sn]