DEMOKRASI.CO.ID - Sebanyak 15 mahasiswa melakukan caving atau susur gua di Kampung Tanah Bereum, Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan. Mereka terdiri dari 9 orang Mahasiswa Unsika dan 6 orang Mahasiswa Polibisnis Purwakarta.
"Kami mendapat permintaan dari mahasiswa Polibisnis Purwakarta untuk sharing soal susur gua. Akhirnya kami bawa teman-teman ke Gua Dayeuh," kata Wido Arya Ritaldi, Ketua Umum Mahasiswa Pencinta Alam Unsika (Mapalaska) melalui telepon, Senin (23/12/2019).
Saat tiba di Goa Lele pada Minggu (23/12/2019) siang, tim dipecah, 6 orang standby di camp yang terletak 20 meter dari gua, 3 orang berjaga di luar gua, 3 orang berjaga di bawah mulut gua. Adapun 5 orang turun ke dalam gua.
"Jadi total ada delapan orang yang masuk ke gua. Tiga orang berjaga dekat mulut gua, lima orang turun ke bawah," tutur Wido.
Sebelum masuk ke gua, ungkap Rido, tim melakukan berbagai kesiapan baik fisik dan perlengkapan. Sebelum turun, tim juga sempat memantau cuaca. "Saat itu cuaca sedang cerah. Makanya kami berani masuk ke dalam," tutur Wido.
Setelah berdoa, sekira pukul dua siang, delapan orang lengkap dengan peralatan caving mulai turun ke gua. Mahasiswa yang turun adalah :
1.Dimas Rizki kurniawan (18) mahasiswa Unsika Karawang asal Cipayung, Jakarta Timur.
2.Nur Ali (20) mahasiswa Unsika karawang asal, Setu Bekasi.
3. Evo rahmat yulistiadi (21) mahasiswa unsika asal Solok, Sumatera Barat.
4. Hipni suhaepi (22) mahasiswa Polibisnis Purwakarta.
5. M. Ihsan nur rahman (21) dari Polibisnis Purwakarta.
6. Erisya Rifania (20) mahasiswi Unsika asal Bogor.
7. Arif Rindu Arrafah (18) mahasiswa Unsika
asal Kabupaten Bogor.
8. Ainan Fatmatuzzaroh (19) mahasiswa Unsika asal Kabupaten Banjarnegara.
Namun belasan mahasiswa itu tak menyangka cuaca berubah drastis dalam waktu kurang dari satu jam. Setelah tim setengah jam di dalam gua, waktu menunjukkan pukul setengah tiga, awan tiba-tiba mendung. "Hujan turun dengan lebat," kata Wido.
Begitu hujan turun, kata Wido, tiga orang yang bertugas di mulut gua, sempat memberikan informasi kepada tim yang bertugas di dekat mulut gua. Tiga orang yang berjaga kemudian meneruskan informasi perubahan cuaca kepada lima orang yang sedang eksplor di dalam. "Akhirnya tim eksplore segera menarik diri untuk kembali," kata Wido.
Lima orang itu, ungkap Wido mencoba bergerak dengan cepat. Namun saat kedalaman 30 meter di bawah tanah, air tiba- tiba masuk ke dalam gua. Saat itu, air tiba- tiba muncul dari semua celah dan lubang gua.
"Mereka keburu kena banjir bandang yang muncul dari segala arah," kata Wido.
Kelimanya terjebak selama 12 jam. Dua orang ditemukan pingsan dan tiga meninggal.[dtk]