logo
×

Senin, 30 Desember 2019

Cucu Pendiri NU: Muwafiq Bukan Apa-apa, Kyai Enggak Gus Juga Enggak

Cucu Pendiri NU: Muwafiq Bukan Apa-apa, Kyai Enggak Gus Juga Enggak

DEMOKRASI.CO.ID - Cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Wahab Chasbullah, yaitu Agus Solachul Aam Wahib alias Gus Aam menyebut jika Penceramah Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq tak layak disebut Gus atau Kyai. Bahkan, menurutnya, Muwafiq merupakan alat adu domba umat muslim.

Pernyataan Gus Aam tersebut menanggapi kontroversi isi ceramah yang disampaikan oleh Gus Muwafiq yang viral di media sosial beberapa waktu lalu. Gus Aam bicara demikian dalam acara peringatan Maulid Nabi di kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Banyak kejadian seperti itu, sebagai contoh paling baru Pak Muwafiq itu sebenarnya mainan yang istilahnya, ada orang yang biayai dia, dia ngomong seperti itu. Padahal Muwafiq ini bukan apa-apa, kyai enggak, gus enggak. Jadi akhirnya ribut padahal itu mainan mereka-mereka itu, kita diadu domba," ujarnya.

Sebagai informasi, isi ceramah Gus Muwafiq menjadi sorotan lantaran mengisahkan kehidupan masa kecil Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang anak yang diasuh kakek dan tanpa kedua orang tua, Gus Muwafiq menyebut Nabi Muhammad tidak terurus dengan baik.

Video ceramah yang didominasi dalam bahasa Jawa tersebut viral, dan berujung kecaman dari sejumlah kalangan. Lewat akun Instagram @gus.muwafiq, ia memberikan klarifikasi ihwal viralnya video tersebut.

Atas kejadian itu, Gus Aam meminta masyarakat tak menelan mentah-mentah informasi yang didapat. Pasalnya, ia menilai muncul gerakan-gerakan yang sengaja mengadu domba dan memecah belah umat muslim.

"Memang ada gerakan yang adu domba kita, pecah belah kita. Pertama orang ini mengkondisikan kita dulu, ketika dikondisikan tidak bisa lalu diadu domba. Adu domba tidak bisa lalu dipecah belah, tidak bisa dipecah belah maka dikasuskan, tidak bisa dikasuskan maka dibeli," tuturnya.

Maka itu, ia juga meminta seluruh umat muslim tetap hati-hati dan waspada. Masyarakat diimbau tidak mudah tersulut amarah hingga bertindak di luar batas dalam merespons informasi yang simpang siur. Menurut dia, tindakan tersebut bisa memecah belah umat muslim.

"Informasi harus jelas dan valid sumbernya, dan juga harus tabayun (penjelasan) dari sumbernya, jangan kita ikutan-ikutan komen yang tidak pada tempatnya," katanya.(*)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: