DEMOKRASI.CO.ID - Langkah baru baru sedang dilakukan oleh Bulog. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengemukakan fungsi komersial Bulog akan diperbesar dari 20% menjadi 50%.
Setelah melihat penugasan Bulog untuk melepas Cadangan Beras Pemerintah (CBP) berkurang, rencana memperbesar fungsi komersial mulai dimatangkan. Hal ini juga untuk memperbaiki struktur keuangan Bulog yang dibebani bunga utang dari pengadaan CBP.
Buwas mengungkap posisi utang Bulog sebesar Rp 28 Triliun dengan bunga mencapai Rp 9-10 miliar per hari
"Evaluasi Bulog dengan bergerak menuju komersial, itu ada untungnya. Kalau nanti 50:50, Bulog masih bisa mendapatkan keuntungan. Kalau 20% terlalu kecil untuk membiayai operasional Bulog," kata Buwas di kantor Bulog, Selasa (3/12).
Fungsi komersial Bulog dapat dilihat lewat penjualan di e-commerce dengan nama toko panganandotcom. Bulog juga bekerja sama dengan Grab Kios dan ritel modern.
Tak menutup kemungkinan, Bulog akan mengelola 80% beras secara komersial. Menurutnya, struktur ini akan membuat Bulog menjadi lebih sehat.
"Kita akan gunakan beras dengan jualan komersial ke depan sehingga nanti tidak 50:50 bahkan, mungkin CBP hanya 20%. Itu sebabnya saya sedang persiapan untuk itu kerja sama dengan Grab Kios, Ritel, termasuk e-commerce. Kalau kita seperti itu, relatif bulog lebih aman," katanya.
Buwas memastikan bakal terus meningkatkan layanan kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan yang ada. Sehingga masyarakat tidak kesulitan dalam mendapatkan beras dari Bulog.
“Jadi masyarakat kalau butuh beras tidak lagi kesulitan, tidak perlu ke pasar, ke toko beras, dia langsung saja pesan ke e-commerce dan diantar ke rumah. Ini terobosan-terobosan yang sedang dan akan dilakukan Bulog,” tutur Buwas.
Buwas menyebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mengalokasikan pembiayaan CBP sebesar Rp2,5 T atau setara 250 ribu ton. Ini akan menjadi acuan Bulog ke depan, 250 ribu ton sebagai CBP, sisanya 2,75 ton akan difungsikan komersial.