logo
×

Jumat, 27 Desember 2019

Ada Apa dengan #SaveParungPanjang?

Ada Apa dengan #SaveParungPanjang?

DEMOKRASI.CO.ID - Media sosial Twitter diramaikan dengan tagar #SaveParungPanjang. Tanda pagar itu berisikan keluhan-keluhan warga Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Seperti apa keluhan mereka?.

Kemunculan #SaveParungPanjang itu berawal dari banyaknya truk tambang yang sering melintas di Jalan Raya Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Tidak hanya melintas, namun truk itu membuat jalan Parung Panjang dipenuhi debu sehingga udara menjadi tidak sehat.

Selain itu, truk tambang yang banyak melintas juga dianggap membuat jalanan macet dan memicu banyak kecelakaan. Jalanan di Parung Panjang itu juga terlihat kumuh karena banyak debu.

detikcom memantau lokasi yang ramai di medsos, yakni di Jalan Raya Parung Panjang, Banten. Terlihat banyak truk besar dan kecil yang melintas di jalan itu dan membuat jalanan berdebu.

Terlihat juga ada proyek galian di jalan tersebut. Tak hanya itu, hal yang sama juga terlihat di Jalan Raya Mohammad Toha, Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Banyak truk yang melintas dan berdebu karena keberadaan truk ini, kemacetan juga terlihat di sejumlah titik karena ada truk yang melintas.

Selain itu, ada truk yang terlihat parkir di pinggir jalan. Banyak juga truk yang terlihat memanfaatkan lokasi parkir di sekitar jalan tersebut membuat jalanan itu terasa sesak dan sempit.

Bagaimana Respons Warga Parung Panjang?

Salah satu pengguna jalan, Iwan, menyebut kemacetan di kawasan Parung Panjang biasanya terjadi saat malam hari. Kemacetan terjadi karena banyak truk tambang yang diparkir di pinggir jalan.

"Setahu saya dari pengguna jalan, kalau malam itu macet sekali. Soalnya parkir habisin jalan. Kan truk parkirnya di kanan-kiri jalan. Kalau jalan habis, gimana mau jalan," ucap Iwan.

Dia menjelaskan banyak pengemudi yang memarkirkan truk di pinggir jalan karena menunggu jalur menuju Tangerang dibuka. Hal itu menurutnya menyebabkan kendaraan lain tak bisa melintas.

"Ya itu tadi, lebar jalan berapa meter sih. Beberapa hari lalu, saya terjebak 1 jam. Pada terkunci, truk pada nggak mau ngalah pas dibuka jam operasional. Kalau warga nggak mau bantu atur lalu lintas, nggak gerak mungkin sampai pagi," tuturnya.

Tak hanya Iwan, Sartijo yang juga warga sekitar juga mengeluhkan jalanan Parung Panjang itu. Sebab, pengemudi truk yang melintas di sana kerap ugal-ugalan sehingga memicu kecelakaan. Muatan truk juga disebutnya sering tumpah ke jalan.

"Namanya kalau lewat nggak ingat pengendara lain. Banyak peristiwa dan kecelakaan. Hampir tiap hari ada yang tertimpa, tertabrak, ada saja," kata Sartijo, di Jalan Raya Mohammad Toha, Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Selasa (26/12).

Menurutnya, sebenarnya truk tambang yang hendak melintas di Parung Panjang itu waktunya sudah dibatasi. Namun, sopir truk sering kali membandel dan menerobos meski belum waktunya mereka lewat.

"Soalnya, waktunya bukan jalan, (truk) sudah pada jalan. Suka pada nerobos," ujarnya.

Tanggapan Pemerintah Atas Masalah Parung Panjang

Wagub Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyebut pembangunan jalur tambang di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, harus dilakukan. Menurutnya, akan berbahaya bila jalur itu tidak kunjung dibangun.

"Jalur tambang mutlak harus ada. Karena yang memakai jalur sekarang, banyak korban. Kan kalau dibiarkan berbahaya," kata Ruzhanul di Royal Tulip Gunung Geulis Resort and Golf, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Kamis (12/12).

Sementara itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dishub Kabupaten Bogor, Bisma Wisuda, mengatakan Pemkab Bogor telah berupaya agar masyarakat tidak terbebani dengan banyaknya truk tambang yang ada. Menurutnya, ada aturan yang membatasi jam operasional truk serta pembuatan kantong parkir bagi truk.

Bisma mengatakan aturan pembatasan jam operasional truk itu dibuat oleh Pemkab Tangerang, yakni dalam Perbup nomor 47 Tahun 2018. Truk dilarang melintas dari pukul 04.00 WIB sampai 22.00 WIB di wilayah Kabupaten Tangerang.

Dia menyebut sebagian warga juga membuat kantong parkir untuk truk-truk yang menunggu jam operasional. Namun, kantong parkir ini disebutnya hanya mampu menampung sedikit truk sehingga Jalan Raya Parung Panjang sering macet gara-gara truk tambang parkir di pinggir jalan.

"Jadi kita buatnya (kantong parkir) biar nggak melintas ke arah Tangerang itu. Kita buatnya di Jagabaya, Parung Panjang. Kantong parkir kami ada di situ, mau dikerjasamakan sama Tugu Tani," kata Bisma, ketika dihubungi, Kamis (26/12).

Bisma menjelaskan Pemkab Bogor juga telah berupaya agar pembangunan jalur khusus truk tambang cepat dilakukan. Dia mengaku telah mendorong Pemprov Jawa Barat agar jalur tambang cepat dibangun.

"Sudah, sudah ada DED (Detail Engineering Design)-nya Kemarin juga sudah rapat di Bappedalitbang. Kemarin Pemprov juga sudah buat DED-nya untuk jalur tambang," pungkas Bisma.[dtk]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: