DEMOKRASI.CO.ID - Tangisan Eli, korban penipuan First Travel pecah saat bercerita tentang nasibnya yang batal diberangkatkan ke Tanah Suci. Ia mengaku sudah meminta keadilan ke mana-mana.
Eli mengaku sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang nasi uduk. Ia memang telah lama mengidam-idamkan berangkat dengan orangtuanya.
"Saya hanya pedagang nasi uduk, saya sudah berharap akan berangkat dengan ibu saya. Hanya janji-janji yang saya terima, sampai saat ini saya hanya mencoba mencari keadilan," kata Eli di acara ILC di tvOne dengan tema 'First Travel: Jemaah Tertipu, Negara Untung', Selasa malam, 19 November 2019.
Eli menjelaskan, bagi pemerintah ataupun pihak lainnya mungkin uang yang ia setor tidak berharga, namun baginya itu sangat berarti. Ia harus bangun setiap pagi jam 03.00 WIB untuk mempersiapkan dagangan.
Hal yang paling menyedihkan bagi Eli, sejak Maret 2017 dijanjikan akan diberangkatkan, sampai ibunya meninggal bulan September tidak ada kepastian. Ibunya selalu menanyakan apakah sudah ada hasil dari usahanya mencari keadilan.
"Uang itu mungkin bagi pemerintah tidak berharga, tapi bagi saya sangat berarti. Saya harus bangun jam 3 pagi, untuk jualan, sampai ibu saya meninggal Pak, tanggal 17 September kemarin. Sebelum meninggal, beliau masih menanyakan bagaimana hasilnya, bagaimana hasilnya. Kami sangat berharap menunaikan ibadah," ucapnya.
Eli tak tahu lagi sampai kapan ia harus menunggu seperti itu. Ia ingin hati pemerintah terketuk atas derita yang korban seperti dirinya alami. "Saya jujur tidak ikhlas uang itu tidak dikembalikan," kata dia. [viv]