DEMOKRASI.CO.ID - Publik Tanah Air saat ini tengah disuguhkan dengan ramainya penunjukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai salah satu petinggi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Kegaduhan bermula saat Menteri BUMN, Erick Thohir memanggil eks Gubernur DKI Jakarta itu ke kantornya, Rabu (13/11).
Ahok pun dengan lantang membenarkan dirinya akan dilibatkan sebagai salah satu direksi BUMN oleh Erick. Hal itu ia sampaikan kepada wartawan yang sudah menantinya.
Intinya kami bicara soal BUMN dan saya mau dilibatkan menjadi salah satu direksi BUMN. Begitu aja. Jabatannya apa, BUMN mana, saya belum tahu. Mesti tanya ke Pak Menteri, itu saja," jelas Ahok.
Tak pelak, statement ini langsung dibanjiri beragam komentar oleh publik. Tak sedikit yang secara terang-terangan menolak Ahok lantaran memiliki latar belakang sebagai mantan narapidana.
Fenomena ini pun mendapat perhatian dari pakar komunikasi politik, Hendri Satrio yang melihat sisi lain dari penunjukan Ahok. Dari kacamata pengamatannya, ada skenario yang seakan-akan sengaja dibuat agar publik terpusatkan dengan perombakan direksi di bawah kepemimpinan Erick Thohir.
"Seinget saya, pemilihan Direksi BUMN belum pernah segaduh saat ini, seperti ada panggung yang dibuat agar perhatian kita tertuju ke situ," kata Hendri di akun twitter pribadinya, Selasa (19/11).
Ia tak menjabarkan secara gamblang maksud dari pernyataannya itu. Namun, penunjukan Ahok sebagai salah satu makhoda BUMN sukses menyedot perhatian publik, termasuk salah satunya ekonom senior Rizal Ramli yang juag mengkritisi kebijakan mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf itu.
"Bang Rizal Ramli pun ikutan komentar tentang lakon panggung itu, sedikit berpaling dari isu resesi ekonomi yang konon akan tiba," tandasnya. (Rmol)