DEMOKRASI.CO.ID - Dinamika politik yang dilakukan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menunjukkan gaya politik baru di Indonesia. Menunjukkan bahwa politik itu sangat dinamis.
Manuver yang dilakukan Surya Paloh menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat. Manuver tersebut menimbulkan multitafsir serta perdebatan publik.
"Cukup dramatis, menarik, sempat memancing kontroversi, namun diperlukan," ucap Director for Presidential Studies-DECODE UGM, Nyarwi Ahmad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (12/11).
Nyarwi menambahkan,"Saya menyebutnya kira-kira Fire Political Rhetoric. Sebuah gaya retorika politik yang menghangatkan atau memanaskan dan memancing tafsir dan perdebatan publik."
Hal itu dapat dilihat dari sikap keduanya yang memicu perdebatan di masyarakat. Seperti rangkaian pernyataan Presiden Jokowi di acara Golkar dan Kongres II Partai Nasdem.
"SP (Surya Paloh) dan Jokowi dalam acara malam tadi (memunculkan) tradisi baru dalam politik di negeri ini yang itu sudah lama dikembangkan politisi di negara-negara demokrasi maju. Termasuk para elite Parpol juga," jelasnya.
Menurut Nyarwi, sikap yang ditunjukkan Surya Paloh dan Jokowi penting untuk dilihat masyarakat, untuk memberikan pelajaran bahwa dunia politik itu sangat dinamis.
Ini bagus juga kalau kemudian mereka bisa menunjukkan atau memberikan pelajaran kepada publik dan elite politik lain tentang hal-hal yang substansial dalam proses politik dan demokrasi," ungkapnya.
"Meski bisa menggunakan kalimat yang remeh temeh atau dumbing down seperti pelukan erat, cemburu soal pelukan, wajah cerah, dan lain sebagainya. Namun ada hal-hal mendasar dan substantif menjadi bahan perdebatan publik yang sehat," pungkasnya. (Rmol)