DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bersalaman dan bertegur sapa dengan Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP, Effendi Simbolon.
Sebelumnya, keduanya terlibat perdebatan sengit tentang anggaran Kementrian Pertahanan (Kemenhan) dalam rapat perdana Menhan bersama Komisi I DPR RI, Senin (11/11/2019).
Dilansir TribunWow.com, meskipun perdebatan berlangsung sengit, Prabowo dan Effendi Simbolon tetap bertegur sapa setelah rapat selesai.
Bahkan, keduanya tampak bercanda dengan membahas perdebatan mereka saat sidang.
Hal itu terekam dalam tayangan channel YouTube KOMPASTV yang diunggah Selasa (12/11/2019).
Mulanya, Effendi meminta Prabowo menerangkan secara rinci anggaran Kemenhan yang berjumlah Rp 131 triliun.
Menurut Effendi, anggaran seluruh kementerian sudah diunggah di website, sehingga tak ada yang perlu ditutupi.
"Namanya lembaga legislatif ya terbuka, ini forum terbuka, forum rapat terbuka, sekarang anggaran belanja seluruh dunia terbuak di website kok," ujar Effendi.
"Di mana harus ditutupin lagi?," sambungnya.
Menanggapi hal tersebut, Prabowo pun mencoba memberikan penjelasan.
"Begini saudara Effendi, kalau soal anggaran terbuka, tapi soal kemampuan dan kesiapan itu tidak boleh terbuka," terang Prabowo.
"Nah, kadang-kadang kesiapan dan kemampuan itu berkaitan dengan anggaran."
Namun, mendengar pernyataan itu, politisi PDIP lainnya yang juga menduduki kursi Komisi I DPRI RI, Adian Napitupulu menyampaikan pendapatnya.
"Pimpinan, pimpinan, saya pikir itu tidak perlu kita perdebatkan panjang lebar, yang diminta oleh Pak Effendi itu sederhana loh," ucap Adian.
"Apa yang sudah dipaparkan di sini secara lisan, bahwa kemudian pendalaman kita buat tertutup itu tidak persoalan."
Adian justru menganggap pimpinan rapat, Meutya Viada Hafid yang keberatan jika Prabowo memaparkan rincian anggaran Kemenhan.
"Ini kan jadi lucu, di sini kita paparkan terbuka tapi enggak mau dibacakan, enggak mau disampaikan, jadi saya pikir tidak ada pertentangan besar di sini," terang Adian.
"Sampaikan saja terbuka, dan Pak Menhan juga enggak keberatan kok. Kenapa yang lebih khawatir pimpinan dibandingkan Pak Menhan-nya?," imbuhnya.
Menanggapi tuduhan Adian itu, Meutya pun memberikan penjelasan.
"Pak Adian sebentar ya, saya memegang tadi titipan dari fraksi-fraksi, jadi harus saya tanyakan dulu begitu mekanismenya, kalau fraksi-fraksi setuju silakan, tadi yang kita adakan rapat kan harus saya hormati bukan saya mau atur sendiri," jelas Meutya.
"Semua sikap fraksi harus saya hormati, jadi kalau memang ada permintaan demikian saya tanyakan kembali kepada fraksi-fraksi."
Meskipun diwarnai interupsi, rapat perdana Menhan bersama Komisi I DPR RI itu berlangsung lancar.
Hingga pada akhirnya seusai rapat, Prabowo bersalaman dan bertegur sama dengan Effendi Simbolon.
Saat bersalaman, keduanya saling melemparkan senyuman meskipun sebelumnya terlibat perdebatan.
Kepada Effendi Simbolon, Prabowo pun menyebut kini politisi PDIP itu membuatnya pusing sepanjang rapat.
"Bikin pusing aku saja, sekarang kau berani sama aku ya?," ucap Prabowo.
Mendengar pernyataan itu, Effendi Simbolon hanya terkekeh.
Begitu pun Meutya Viada Hafid yang berada di belakang Effendi pun ikut terkekeh.
Di akhir tayangan, Prabowo sempat tertawa seusai mengucapkan hal itu pada Effendi Simbolon.
Simak video berikut ini:
Reaksi Prabowo saat Diminta Politisi PDIP Buka Anggaran Kemenhan
Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto menjawab permintaan anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon yang memintanya secara terbuka menyampaikan anggaran Kementerian Pertahanan 2019-2024.
Diketahui, Prabowo Subianto menjalani rapat perdana bersama Komisi I DPR RI, Senin (11/11/2019).
Selama rapat berjalan, terdapat sejumlah interupsi yang dilakukan oleh Anggota Komisi I DPR RI.
Satu di antaranya adalah Effendi Simbolon.
Dilansir TribunWow.com dari tayangan live KOMPASTV, Prabowo menyatakan sikapnya tentang permintaan Effendi tersebut.
Meskipun APBN sudah diketahui banyak pihak, Prabowo menyebut dirinya harus tetap berhati-hati dalam membuka rincian anggaran Kemenhan.
"Baik, jadi memang masalah APBN itu sudah umum dan saya kira pihak manapun bisa mempelajari, namun sebagai penyelenggara di bidang keamanaan dan pertahanan negara, seharusnya kita selalu prudent, hati-hati dan sedapat mungkin mempersulit pihak non Indonesia untuk terlalu mengerti dan memahami kondisi pertahanan kita," ucap Prabowo.
"Ini sifat yang harusnya diambil oleh semuanya, itu pendapat saya."
Terkait anggaran Kemenhan yang berkisar Rp 131 triliun, Prabowo menyebut pihaknya akan bertanggung jawab menggunakan anggaran sebaik mungkin.
"Kalau kita mau bicara soal anggaran, yang penting kalau pemerintah itu bertanggungjawab," terang Prabowo.
"Yang penting adalah bahwa kita diawasi."
Ia juga menyinggung soal adanya pengawasan lembaga legislatif yang mewakili suara rakyat.
"Yang penting adalah bahwa lembaga legislatif saudara-saudara yang mewakili kekuatan rakyat, yang mewakili rakyat, kedaulatan rakyat, saudara yang perlu untuk benar-benar menguasai," terang Prabowo.
Prabowo pun mengaku awalnya mengira rapat tersebut akan berlangsung tertutup, sama seperti rapat Menhan sebelumnya.
"Jadi sedapatnya saya mengira bahwa seluruhnya ini adalah tertutup sebagaimana menhan-menhan yang dulu," ucap Prabowo.
Lantas, ia mengaku sanggup mengulangi pembahasan anggaran Kemenhan.
Namun, jika rapat dilakukan secara tertutup.
"Jadi itu sikap saya, kalau kita mau ulangi semua anggaran bisa, maksudnya apa? Kan kita tahu anggarannya 131 sekian sekian, komponennya kita sudah tahu, tapi kalau memang dibutuhkan saya siap," ucap Prabowo.
Menanggapi permintaan Effendi yang menginginkannya membuka rincian anggaran secara terbuka, Prabowo mengaku keberatan.
Prabowo menyebut akan membuka anggaran tersebut pada rapat tertutup.
"Tapi kalau saya merasa ditekan untuk terlalu dibuka, saya tidak akan lakukan, saya bertanggung jawab pada Presiden Republik Indonesia, tapi bersedia kepada saudara-saudara apa saja secara tertutup saya bersedia, tapi maaf saya tidak akan mau bicara terlalu terbuka," ucap Prabowo.
Menanggapi pernyataan tersebut, pimpinan sidang sekaligus pimpinan sidang dan Ketua Komisi I DPR RI Fraksi Golkar, Meutya Viada Hafid pun memberikan pendapatnya.
"Karena ini adalah rahasia negara, clear dari Pak Menhan, terima kasih," ucap Meutya.[tn]