DEMOKRASI.CO.ID - Kursi Wakil Gubernur DKI yang kosong sejak ditinggalkan Sandiaga Uno karena mengundurkan diri untuk mengikuti Pilpres sampai dengan hari ini tak kunjung diisi kembali.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra selaku pengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI 2017 lalu telah menyepakati jatah kursi orang nomor dua DKI itu milik partai PKS.
Belakangan, Partai Gerindra melalui Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik mengajukan empat nama Cawagub kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS.
Terkait hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara.
"Iya ya (cawagub) namanya makin banyak ya," kata Anies saat ditemui di Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Senin (11/11).
Bagi Anies, yang terpenting cawagub DKI haruslah yang satu visi dengan Gubernur. "Karena yang menjadi calon wakil itu sekarang tidak ada satupun yang pernah ikut kampanye," lanjut Anies.
"Kalau ikut kampanye, pasti meresapi kan isi janji. Kalau ini kan harus belajar. Jadi pertama, komitmen kepada visi itu, karena itu yang menjadi janji," jelas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Kemudian yang kedua, kata Anies, cawagub tersebut harus bisa diajak kerja sama. "Dan saya percaya, kalau sudah pada fase ini, itu pasti fase orang-orang yang sanggup untuk kerja sama. Dan tegak lurus kepada agenda Gubernur. Jangan bawa agenda sendiri," sindirnya.
"Kalau bawa agenda sendiri, ada deal-deal sendiri, kita tidak tahu tuh nanti seperti apa. Jadi ikut pada apa yang sudah menjadi janji Gubernur," pungkas Anies.
Diketahui, empat nama usulan Partai Gerindra untuk jadi cawagub adalah Arnes Lukman, Ferry Juliantono, Ahmad Riza Patria, dan Saefullah. [rmol]