DEMOKRASI.CO.ID - Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) tidak menangkap visi besar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sebagai sang leader pendidikan.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Pusat Pergunu, Aris Adi Leksono, Selasa (5/11).
Senin kemarin (4/11), PP Pergunu mendapatkan undangan dari Kemendikbud untuk bersilaturahmi dengan Menteri Nadiem. Bersama organisasi profesi lain, Pergunu hadir dengan membawa sejumlah gagasan untuk mewujudkan mutu guru dan sistem pendidikan yang unggul dan kompetitif, dengan menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal.
Namun pada pertemuan itu, Pergunu tidak menangkap visi sang leader pendidikan. Hal itu dibuktikan saat memberikan pengantar forum silaturrahmi, Nadiem menyampaikan masih belajar dan mengajak bersama-sama belajar untuk membenahi, mengembangan atau merevolusi sistem pendidikan di Indonesia.
"Kami berterimakasih sudah dilibatkan dalam forum silaturahmi antara organisasi profesi dan Mas Menteri, tapi sayang kami tidak menangkap visi besar untuk memajukan pendidikan Indonesia yang penuh dengan kompleksitas," kata Air.
"Apapun argumennya visi sesorang leader itu penting, untuk menumbuhkan optimesme bagi masyarakat pendidikan. Memang betul banyak tipologi kemepiminan, tapi semuanya pasti punya visi awal, terlepas benar atau salah visi tersebut, akan disesuikan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat pendidikan Indonesia," terangnya menambahkan.
Lebih lanjut, Aris menuturkan dalam teori apapun, visi dan misi dalam menajemen sangat penting, karena dari visi dan misi tersebut pengorganisasian akan berjalan secara sistematis, terarah dan terukur.
Menurutnya, menyerap aspirasi dari bawah penting, tapi kendali mutu yang berkelanjutan tetap harus diperhatikan oleh seorang pimpinan. Karena pemimpin adalah gugus depan perubahan, apalagi menyangkut nasib bangsa dan negara melalui pendidikan.
"Kita semua paham bahwa semua pendekatan manajemen, visi seorang pemimpin sangat penting, bawahannya mengembangan menjadi misi dan tujuan yang jelas, terukur dan terarah. Menyerap aspirasi adalah salah satu metode menyelesaikan masalah, tapi mengawali dengan menjelaskan visi dan misi sebagai seorang pemimpin menjadi sangat penting," tutur Aris.
Oleh karena itu, Pergunu berharap Nadiem segera bergerak cepat untuk merevolusi visi dan misi pendidikan Indonesia, melakukan tindakan-tindakan yang strategis untuk menjawab problem kebangsaan melalui pendidikan, sehingga sistem pendidikan mampu mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia, dengan ditandai terwujudnya masyarakat adil, makmur, dan sejahtera, sebagimana harapan Ketua Umum Pergunu, KH. Asep Saipuddin Chalim. [rm]