DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh telah berpelukan erat tadi malam. Namun ada persepsi menyatakan pelukan itu ibarat clinch dalam tinju. Politikus Partai NasDem membantah keras persepsi itu.
"Narasi rangkul-pukul, narasi curiga, itu menyesatkan! Masa mau seperti Belanda, devide et impera? Kapan kita mau maju?" kata Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Sumatra 2 Partai NasDem, Willy Aditya, kepada wartawan, Selasa (12/11/2019).
Kata Willy, rangkulan erat Jokowi-Paloh semalam adalah rangkulan yang tulus. Itu bukan seperti clinch dalam tinju yang bakal disusul serangan selanjutnya, atau rangkul-pukul.
"Rangkulan tadi adalah sangat spontan dan luar biasa. Tadi juga banyak yang teriak: Jokowi! Jokowi! Itu nuansanya seperti (paduan suara) Bohemian Rhapsody. Itu semua spontanitas," kata Willy.
Dia mengimbau semua pihak agar mengutamakan kepercayaan tingkat tinggi. Itu adalah modal sosial yang penting bagi kemajuan negara. Soal nuansa kecurigaan akibat isu 'politik pelukan' belakangan ini, Willy menyebut itu sebagai candaan sahabat saja, sebagaimana yang dijelaskan Jokowi.
Dalam Bahasa Jawa, candaan atau 'nyek-nyekan' dalam 'gojekan' seperti itu hanya bisa dilakukan oleh dua orang yang sudah sangat akrab. Nyek-nyekan seperti itu tak akan mungkin dilakukan bila dua orang hanya sebatas kenal atau teman biasa.
"Kalau satu sama lain sudah bisa nyek-nyekan, maka itu sudah di atas rata-rata, bukan hanya sebatas akrab, tapi lebih dari akrab," kata Willy yang pernah bersekolah di UGM Yogyakarta ini.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun, menjelaskan pelukan erat Jokowi-Paloh semalam adalah ibarat clinch dalam tinju. Rico menilai persaingan yang sehat belum berakhir. Tujuan NasDem yang dipimpin Paloh adalah Pemilu 2024. NasDem berani karena punya bekal lonjakan tambahan 23 kursi di parlemen, terbanyak di antara partai lain.
"Surya Paloh dan Jokowi berpelukan semalam itu seperti semacam clinch dalam tinju. Kemudian, mereka melihat momen selanjutnya," kata Rico Marbun kepada wartawan. (Dtk)