DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat, Yandri Susanto, meminta Menteri Agama, Fachrul Razi, agar cermat terkait isu cadar dan celana cingkrang. Fachrul diharapkan bisa lebih bijak dalam menyampaikan pernyataan agar tak menimbulkan perspektif yang berbeda-beda.
Yandri menyebut bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman dari suku dan agama.
"Jadi terhadap hal-hal seperti itu coba dikonstruksi yang benar dan bagus sehingga pernyataan-pernyataan pejabat negara, siapa pun ya, itu bisa lebih adem, lebih enak, dan tidak menimbulkan kegaduhan," kata Yandri saat bertemu dengan jajaran Kementerian Agama di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa, 5 November 2019.
Dia menuturkan, belum ada teori terminologi yang mengatakan cara berpakaian menggunakan cadar dan celana cingkrang sama dengan radikal.
"Jadi tidak bisa juga cara berpakaian orang sejalan atau selaras dengan perilaku seseorang secara umum. Misalkan, kalau celana cingkrang pasti radikal. Itu kan enggak," katanya.
Maka itu, ia berharap hal-hal yang masih menjadi perdebatan sebaiknya tidak terlalu diumbar ke publik. Sebaiknya dilakukan kajian dulu, dilakukan dialog serta pendekatan secara komunikasi yang lebih baik.
"Jadi kalau pemberantasan radikal terus diselaraskan dengan cara berpakaian orang nanti saya khawatir substansinya enggak akan kena. Nanti kalau orang yang celana cingkrang dilarang nanti dia tiba-tiba nyusup pakai pakaian yang tidak cingkrang kan bisa kebobolan kita," katanya. [vn]