DEMOKRASI.CO.ID - Wakil Presiden, Ma’ruf Amien, menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Ndalem Habib Hilal Alaidid di Jakan Dongkelan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Minggu (24/11) malam
Di depan ulama dan ribuan santri, Ma’ruf mengingatkan Pancasila dan NKRI tidak boleh diutak-atik.
“Kita orang yang punya kesepakatan, Pancasila kesepakatan kita, NKRI adalah kesepakatan kita. Kita tidak boleh menghilangkan Pancasila untuk melakukan perubahan karena itu bagian dari kesepakatan. NKRI juga kesepakatan kita negara ini negara kesepakatan,” kata Ma’ruf.
Sehingga Ma'ruf menegaskan NKRI harus tetap dijaga sebagai bentuk menghargai kesepakatan para pendahulu bangsa. Untuk itu, kata Ma’ruf, jangan sampai kemudian Indonesia diubah menjadi negara lain yang berlandaskan khilafah.
“Ada orang bertanya apa khilafah bukan Islami? khilafah Islami tapi yang Islami bukan hanya khilafah. Kerajaan juga Islami, buktinya Saudi Arabia,” ujar Ma’ruf.
Ma'ruf menyebut negara bebentuk republik seperti Indonesia juga Islami, contohnya Mesir. Di Mesir, kata Ma'ruf, banyak ulama namun negaranya tetap berbentuk republik.
“Semua Islami bukan hanya khilafah. Kenapa khilafah dilarang di Indonesia? Bukan ditolak tapi tertolak karena menyalahi kesepakatan. Negara republik digantikan aliran juga tidak boleh,” katanya.
“Membicarakan khilafah tidak perlu metenteng-metenteng begitu, proporsional saja, susah jelas tidak mungkin. Coba bawa ke Saudi Arabia akan ditolak karena mereka kerajaan. Kita sudah menyepakati republik, selain republik ditolak,” pungkas Ma'ruf. [kpc]