DEMOKRASI.CO.ID - Komis IX DPR menggelar rapat kerja (raker) bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, Direktur Utama Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Fachmi Idris serta Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito.
Ada yang unik dalam raker ini, saat itu anggota komisi XI Imam Suroso meminta Menkes Terawan untuk melakukan terobosan baru di dunia kesehatan. Dia meminta agar Kemenkes mengembangkan obat herbal asli Indonesia yakni jamu untuk mencegah penyakit,
"Coba bapak punya terobosan bagaimana jamu dikemas sebagai ekstrak, kemudian dimasukkan ke dalam kapsul. Itu biaya murah namun cespleng untuk rakyat. Untuk pencegahan aja, untuk penyakit sekarang ini kan butuh terobosan spesifik juga," ungkap Imam di ruang rapat, Gedung Nusantara I, Kompleks DPR RI, Senayan, Selasa (5/11).
Tak hanya Imam Suroso, ide membuat jamu juga dilontarkan oleh Arzeti Bilbina. Dia berharap Terawan mampu menghidupkan kembali produksi jamu yang saat ini hampir punah di Indonesia.
"Menambahkan kembali tadi Pak Imam, saya kira sedikit terkait mengenai herbal atau jamu, kita tahu di China sendiri bahwa ini merupakan satu cara bagi mereka untuk mendatangkan wisatawan, di mana kita dari wisatawan ini untuk datang untuk mengunjungi pabrik yang memberikan pengobatan herbal atau jamu-jamuan tersebut," papar Arzeti.
Mendapat pertanyaan itu, Terawan menegaskan jika pihaknya mendukung terkait pengobatan tradisional, herbal dan jamu.
"Sikap saya terhadap pengobatan tradisional adalah mendukung. Kami akan lakukan riset-riset lagi," tutur Terawan.
Meski begitu, Terawan tak serta merta mengaminkan dan menjalankan pengobatan tradisional. Dia akan mengecek kembali tentang regulasinya.
"Izin pengobatan tradisional bukan dari dinas kesehatan tapi kemendagri. Tapi nanti akan kami cek kembali untuk masalah regulasinya," pungkasnya.(rmol)