DEMOKRASI.CO.ID - Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto menyindir teroris yang kerap latihan berkuda dan memanah. Menurutnya keterampilan berkuda dan memanah sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman saat ini.
Awalnya Agus menyinggung 23 tersangka kasus bom di Polrestabes Medan yang kerap latihan di Tanah Karo, Sumatera Utara. Bentuk latihannya antara lain berkuda dan memanah.
"Tolonglah yang sekolah latihan naik kuda, latihan memanah, untuk apa sih? Sekarang ini waktunya kita berinovasi kreatif karena ke depan akan berhadapan dengan persaingan global, tentunya dibutuhkan SDM untuk menghadapi zamannya," kata Agus.
Agus menyebut di era teknologi seperti saat ini, seharusnya masyarakat fokus mengembangkan diri di bidang yang lebih relevan. Dengan tidak mengikuti perkembangan zaman, menurutnya seseorang justru ingkar pada takdir.
"Jangan dibalikkan ke zaman batu. Ini zaman enggak bisa berhenti, teknologi berkembang setiap saat, kemajuan bisa berubah berkembang per hari (sementara) kita kembali ke zaman batu. Berarti kita ingkar pada takdir sementara kemajuan sudah seperti ini," urai Agus.
Di sisi lain, dia juga menyinggung para teroris dalam belajar agama, hingga terpapar radikalisme dan mahir merakit bom. Mereka memanfaatkan teknologi yakni dengan belajar dari internet tanpa berguru secara langsung.
"Tentunya ini merupakan PR bersama apakah ini ancaman, apakah ini membahayakan bagi kita dan keluarga kita dan lingkungan kita," ujarnya.
Dia juga meminta semua pihak untuk lebih peduli kepada lingkungannya. Jika ada warga yang mengeksklusifkan diri, cenderung anti-pemerintah, dan kerap menyebar informasi hoaks, untuk dilaporkan ke polisi.
"Tolong informasikan ke aparat sehingga sejak dini kita antisispasi sedapat mungkin merkaa kita awasi pergerakannya," imbau Agus. [kp]