DEMOKRASI.CO.ID - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli dihujat warganet karena menolak pengangkatan Ahok sebagai Komisaris Utama di Pertamina.
Rizal Ramli merespon berbagai kritikan para followersnya dengan kalimat yang cukup keras. Bahkan, dia memblokir beberapa akun followersnya.
“Maaf account2 buzzer yg kosa katanya terbatas: banyak bacot, pecatan nyinyir, nol prestasi, ngaceng aja ndak bisa, tua lu, terpaksa diblock krn ngotorin2 wall doang. Mereka tidak paham masalah, males belajar dan baca, emosinya lebih gede dari otaknya, sampah demokrasi,” katanya di akun Twitter @RamliRizal.
Rizal Ramli dongkol gara-gara kritikannya selalu ditafsirkan sebagai bentuk dendam dan kebencian.
“Psycholog2 gadungan, yg menilai “sikap dan perbedaan fikiran hanya karena benci, dendam, nyinyir, sakit hati dsb” sebaiknya segera unfollow RR,” imbuhnya.
“Anda tidak memahami tradisi intelektual. Dan Semangat “noblesse oblige”, untuk memperjuangkan keadilan & kesejahteraan untuk semua,” tambah Rizal.
Ia membeberkan modus para buzzer yang disebutnya sebagai sampah demokrasi.
“Modus operandi buzzers ‘Sampah Demokrasi”. membajak demokrasi, dengan meng-agung2-kan sponsor yg bayar bagaikan Nabi; hancurkan lawan2 politik dgn framing & propaganda intoleran, anti NKRI, Rasis ++.Mereka tidak mampu membahas topik secara rasional. Selamatkan demokrasi, lawan,” tandas Rizal, Sabtu (23/11/2019).
Sebelumnya, Rizal Ramil menyatakan mSalah menolak Ahok jadi bos BUMN. Ia menyebut perusahaan BUMN tak bisa dikelola pakai model cara seperti kinerja pengusaha di Glodok yang biasa dengan secarik kertas dan tandatangan.
“Di perusahaan skala besar seperti BUMN dan internasional tak bisa transaksi dan deal itu dengan secarik kertas dan tandatangan. Harus ikutin good governance, karena kalau enggak itu akan masalah,” kata Rizal dalam acara Kabar Petang tvOne.
Dia juga menyinggung latarbelakang Ahok yang pernah menjadi terpidana. Selain itu, saat menjabat Gubernur DKI, eks politikus Gerindra itu tersangkut kasus hukum seperti Rumah Sakit Sumber Waras sampai beli bus rongsokan pabrikan China.
Rizal pun menyoroti kiprah Ahok saat menjabat Gubernur DKI yang membawahi 30 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Waktu dia masuk, dia jelek-jelekkan, manajemen kacau diganti bos BUMD itu dengan 30 orang yang merupakan konco-konconya Ahok. Tapi, tidak ada perbaikan yang bagus. Kalau Ahok punya pengalaman eksekutif pasti dari pergantian yang dilakukan akan terjadi perubahan,” tandas Rizal. [psid]