DEMOKRASI.CO.ID - Dosen Universitas Indonesia Ade Armando akhirnya penuhi panggilan polisi terkait kasus postingannya di facebook yang mengupload foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diedit menjadi Joker.
Ade yang menggunakan baju batik itu terlihat hanya seorang diri memenuhi panggilan polisi.
Kepada awak media Dosen Universitas Indonesia mengaku akan mempertanggungjawabkan prihal apa yang ia upload di akun facebooknya itu.
“Saya datang ke Krimsus mengenai apa yang saya upload di facebook itu,” kata Ade di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (20/11).
Bahkan, pria yang kerap dilaporkan atas kasus agama itu menyangkal tudingan miring bahwa dirinya tidak akan penuhi panggilan polisi.
“Selama hidup saya setiap kali saya dipanggil oleh polisi saya selalu datang dan saya selalu percaya profesionalisme kepolisian,” ungkapnya.
Ia juga menantang pihaknya yang menyebut dirinya takut atas panggilan polisi prihal kasus pencemaran nama baik Gubernur DKI itu.
“Itu fitnah ada orang katakan itu saya, dan katakan apakah saya akan penuhi panggilan?. Pengalaman saya berulang kali saya dilaporkan oleh berbagai pihak, selalu saya datang,” bebernya.
Sebelumnya, Fahira Idris melaporkan akun Facebook atas nama Ade Armando atas dugaan perubahan terhadap bentuk dokumen dan atau informasi elektronik atas foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Laporan tersebut terdaftar dalam nomor laporan LP/7057/XI/2019/PMJ/Dit. Reskrimsus, tanggal 1 November 2019.
Fahira mengaku mewakili warga DKI Jakarta saat melaporkan Ade Armando. Sejumlah warga DKI Jakarta menemui Fahira pada tanggal 1 Oktober 2019 guna meminta dirinya melaporkan Ade.
“Foto (yang diunggah) di Facebooknya Ade Armando adalah foto Gubernur Anies Baswedan yang merupakan dokumen milik Pemprov DKI atau milik publik yang diduga diubah menjadi foto seperti (tokoh) Joker,” ujar Fahira di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.[psi]