DEMOKRASI.CO.ID - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan partainya kemungkinan akan diberikan jatah kursi Menteri Pertanian (Mentan) di kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendatang.
Menurutnya, kursi Mentan kemungkinan akan diberikan bila konsep ketahanan pangan yang pernah disampaikan oleh Gerindra diterima oleh Jokowi.
"Ya kalau diterima ya mungkin pos itu (Mentan) yang diberikan," kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (8/10).
Namun, Wakil Ketua DPR mengaku tidak bisa memastikan kursi Mentan bakal diberikan pada Gerindra atau tidak.
Menurutnya, penunjukan sosok-sosok yang akan menduduki kursi menteri merupakan hak prerogatif Jokowi sebagai presiden yang tidak bisa dipengaruhi oleh pihak manapun.
"Kami juga kan enggak bisa kemudian minta-minta harus Gerindra, kan enggak bisa. Itu kalau kita konsepnya diterima," ujar Dasco.
Terkait kursi menteri di kementerian lain, seperti Menteri Pertahanan serta Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), dia mengaku belum mendengar.
Dasco pun mengaku heran dengan berita-berita yang menyebutkan bahwa Gerindra ditawarkan atau meminta dua pos kementerian tersebut.
"Enggak ada. Jadi kalau ada berita-berita seperti itu saya klarifikasi bahwa tidak ada pembicaraan mengenai Menhan atau Menko Polhukam. Baik ditawarkan ataupun meminta," tuturnya.
Lebih jauh, Dasco menyampaikan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah menyiapkan nama-nama untuk diserahkan kepada Jokowi sebagai calon menteri di periode kedua. Namun, dia mengaku belum mengetahui siapa saja nama-nama yang disiapkan oleh Prabowo tersebut.
"Mungkin sudah, tapi saya enggak tahu persis orang-orangnya," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jendral Partai Gerindra Ahmad Muzani membenarkan pembicaraan dan tawaran dari pihak Istana Kepresidenan terkait jatah kursi menteri untuk partainya.
Meski begitu, Muzani menyebut pihaknya tidak serta merta menerima tawaran yang diajukan. Mengingat pada Pilpres 2019 kemarin Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno merupakan kompetitor dari penghuni istana saat ini, yakni Jokowi.
"Pembicaraan itu memang ada dan kita tidak bisa pungkiri bahwa ada pembicaraan ada pemikiran di sekitar istana untuk (ajak Gerindra bergabung) itu," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (7/10).
Selama pembicaraan itu, katanya, pihaknya hanya menawarkan konsep-konsep bernegara dan membangun Indonesia dari pola pikir Partai Gerindra dan Prabowo. Konsep ini pun telah disampaikan baik secara langsung maupun tertulis. [cnn]