DEMOKRASI.CO.ID - Turki kembali melancarkan serangan lintas batas ke timur laut Suriah, Kamis (10/10). Alhasil, puluhan orang tewas dan ribuan orang mengungsi ke wilayah yang lebih aman.
Reuters melaporkan, Kementerian Pertahanan Turki menyatakan sebanyak 228 gerilyawan telah tewas dalam serangan itu.
Sementara menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang memantau serangan ini, setidaknya 23 pejuang Pasukan Demokrat Suriah (SDF) dan 6 pejuang kelompok pemberontak Suriah yang didukung Turki tewas.
Observatorium itu juga mengungkapkan pasukan Turki telah merebut dua desa di dekat Ras al-Ain dan lima desa di dekat Kota Tel Abyad. Komite Penyelamatan Internasional menyatakan, 64.000 orang di Suriah telah mengungsi, terutama di kota-kota Ras al-Ain dan Darbasiya sebagai akibat dari serangan Turki.
Menurut seorang pejabat senior kemanan Turki, angkatan bersenjata Turki menyerang depot senjata, penembak jitu, terowongan, dan pangkalan militer pasukan Kurdi, YPG.
Jet-jet Turki pun terlihat terbang hingga 30 km ke wilyah Suriah. Padahal Menteri Luar Negeri Turki mengatakan pasukan Turki tidak akan melampaui batas ini. Bahkan seorang jurnalis Reuters juga melihat ledakan terjadi di luar Tel Abyad.
Serangan terhadap SDF yang dipimpin oleh milisi Kurdi, YPG, diketahui hanya berselang beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik keluar pasukannya. Keputusan Trump muncul setelah melakukan pembicaraan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melalui sambungan telepon.
"Kami memiliki satu dari tiga pilihan: Kirim ribuan pasukan dan menangkan secara militer, pukul Turki dengan keras secara finansial melalui sanksi, atau menengahi kesepakatan antara Turki dan Kurdi," ujar Trump dalam akun Twitternya, Kamis (10/10).
Kemudian, Trump mengatakan kepada wartawan, "Saya berharap kita bisa menengahi." [rm]