DEMOKRASI.CO.ID - Relawan Jokowi, Jack Lapian, mengungkap ada seseorang yang dipanggil 'habib' dalam penculikan Ninoy Karundeng. 'Habib' ini disebut meminta ambulans mengeluarkan jasad Ninoy --yang disebut hendak dibunuh--dari dalam masjid. Siapa dia?
Pengurus Masjid Al-Falah, Iskandar, mengaku tak tahu-menahu soal 'habib' yang dimaksud Jack. Dia menyerahkan pengusutan kasus Ninoy tersebut ke polisi.
"Kalau melihat bahasa seperti itu, menurut saya, karena kami tidak tahu juga, apalagi sudah jam 3 pagi, saya sudah tidak di sini jam 3 pagi. Jadi tidak tahu apa ada habib atau tidak, kita ndak tahu itu," kata Iskandar kepada wartawan di Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakpus, Minggu (6/10/2019).
Iskandar mengaku meninggalkan masjid sekitar pukul 23.00 WIB. Dia mengaku tak tahu-menahu kejadian setelah itu. Namun dia menegaskan, di bawah pengawasannya, Ninoy tak dianiaya di dalam masjid. Namun itu tadi, dia hanya tahu peristiwa hingga pukul 23.00 WIB.
"Kemungkinan besar itu bisa diungkap kepolisianlah itu yang bisa mencari data (habib, red) itu. Karena kita dari Dewan Pengurus dan jemaah tidak melihat itu. Karena kita anggap aman ya kita pada pulang. Selanjutnya mungkin tugas kepolisian untuk mencari narasi-narasi seperti itu," ujarnya.
Iskandar. (Jefrie Nandy Satria/detikcom) |
Sebelumnya, berdasarkan penuturan Ninoy, Jack Lapian mengungkap ada seseorang yang dipanggil 'habib' berulang kali meminta disediakan ambulans kepada tim medis masjid. Si 'habib' ini, kata Jack, tiba di masjid Al-Falah sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Permintaan ambulans ini menyusul perdebatan orang-orang yang menyekap Ninoy soal kemungkinan membunuh pria yang mengaku sebagai relawan Jokowi itu.
Polisi tak mau berkomentar banyak soal 'habib' yang diungkap Jack Lapian. Namun polisi terus bekerja mengungkap kasus itu dan sejauh ini sudah menangkap serta menetapkan 8 tersangka.
Dari hasil pemeriksaan kepada para tersangka, diketahui ada seseorang berinisial IA yang ikut mengintimidasi Ninoy. IA juga ikut mengancam akan membunuh Ninoy.
"IA perannya ada di tempat kejadian perkara, menginterogasi, mengintimidasi, dan memukuli korban terus-menerus. IA juga mengancam membunuh korban," ungkap Dirkrimum Polda Metro Kombes Suyudi. [dtk]