DEMOKRASI.CO.ID - Kembalinya Sandiaga Uno ke Partai Gerindra menyisakan banyak cerita. Mulai dari kisah ditawari kembali sebagai Wagub DKI, hingga muncul isu Sandiaga diangkat menjadi Ketua Umum Gerindra menggantikan Prabowo Subianto.
Sehari setelah resmi kembali menjadi kader Gerindra, Sandiaga buka-bukaan di hadapan pers.
Ia mengungkap berkali-kali ditawari kembali mengisi kursi Wagub DKI Jakarta usai kalah di Pilpres 2019.
"Kalau Wagub sudah ditawarkan dari awal Pilpres selesai. Pak Prabowo beberapa kali bicara, dan saya tegas menyikapi bahwa komitmen saya, saya meninggalkan ini, meninggalkan posisi Wagub bukan coba-coba. Saya mau all out bantu beliau, di kontestasi Pilpres kemarin," kata Sandiaga di kediamannya, Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2019).
Seperti diketahui, Sandiaga mundur dari posisi Wagub DKI lantaran hendak maju sebagai Wapres mendampingi Prabowo di Pilpres 2019. Hingga Pilpres berakhir, kursi Wagub DKI belum juga terisi sampai sekarang.
Sandiaga mengatakan, Prabowo berulangkali menawarkan posisi wagub karena merasa terbebani lantaran kursi nomor 2 di DKI itu masih belum terisi.
Karena itu, kata dia, Prabowo mencari solusi dengan kembali menawarkan kursi Wagub kepadanya.
Kursi Wagub DKI sepeninggalan Sandiaga memang menjadi rebutan antara Gerindra dan PKS.
Setelah melalui berbagai “drama”, diputuskanlah kursi DKI-2 akan diserahkan kepada PKS, meski hingga saat ini belum terealisasi.
Prabowo menganggap, jika Sandiaga kembali, Gerindra dan PKS akan menerimanya dengan baik.
"Karena sampai sekarang belum terisi dan beliau merasa kebebanan juga, gitu lho. Bahwa ya, dulu waktu Anies-Sandi, lihat aja itu perjuangannya kayak… seperti, udah kayak Pilgub rasa Pilpres, gitu lho. Masa sekarang terus karena kepentingan satu dua pihak, kosong. Jadi Pak Prabowo mencoba mencari solusi atas kebutuhan itu, dengan menawarkan. Kan kalau Sandi diterima oleh semua juga," tutur Sandiaga.
Kendati demikian, dia menilai akan sangat salah jika dirinya kembali ke kursi Wagub DKI untuk menjadi pasangan Anies Baswedan.
Sandiaga menyebut akan menjadi preseden yang buruk jika ada kepala daerah yang kalah di pemilu pada tingkat lebih tinggi, kembali ke jabatan yang sudah ditinggalkannya.
"Saya bilang, 'Pak ini akan mengirimkan signal yang sangat salah gitu lo. Bahwa akhirnya kepala daerah itu coba-coba ambil posisi yang lebih tinggi, terus kalau gagal balik lagi'. Ada ketidakpastian dan sangat nggak fair dengan rakyat Jakarta yang waktu itu kan pikirannya harus segera dilantik. Begitu akhir Agustus saya ketok paripurna, kan mestinya September udah selesai," kata dia.
Sandiaga pun berharap kursi Wagub DKI akan segera terisi sehingga Anies tak sendiri lagi memimpin Jakarta.
"Saya dapat berita dari Pak Taufik, alhamdulillah mereka berkomitmen DPRD baru ini akan menjadi agenda pertama dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama posisi wagub akan segera terisi," ucap Sandiaga.
Tak hanya soal Wagub DKI. Ada cerita lain di balik kembalinya Sandiaga ke Gerindra. Muncul isu, Sandiaga kembali ke partai berlambang kepala garuda itu lantaran mau dilantik sebagai Ketum menggantikan Prabowo.
Bukan tanpa sebab isu muncul. Publik menarik kesimpulan tersebut lantaran ada sebuah foto yang menunjukkan salam komando antara Prabowo dan Sandiaga. Keduanya mengenakan seragam loreng dan baret di kepalanya.
Keduanya bersalam komando di tengah api unggun. Momen tersebut seperti memperlihatkan Prabowo memberi selamat kepada Sandiaga. Waketum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, memberi penjelasan.
Menurut Dasco, foto tersebut memang diambil dalam Rapimnas Gerindra pada Rabu (16/10/2019) kemarin.
Di malam harinya, ada momen “penerimaan” kembali Sandiaga menjadi kader. Eks Cawapres itu juga dinobatkan lagi menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra.
"Bahwa ada gambar penyematan dalam gambar atau rekaman yang beredar adalah tanda diterimanya kembali Saudara Sandiaga menjadi anggota Partai Gerindra," ujar Dasco kepada wartawan, Kamis (17/10/2019).
"Sekaligus tanda penghargaan yang diberikan partai dan kembalinya ditempatkan menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra. Penghargaan pada hari itu pun diberikan kepada 30 kader yang berjasa kepada partai," sambung Wakil Ketua DPR itu.
Menurutnya, Rapimnas antara lain hanya membicarakan sikap politik Gerindra dan agenda-agenda partai ke depan.
Dasco menegaskan, penetapan Ketua Umum harus melalui mekanisme Kongres atau Kongres Luar Biasa (KLB).
"Untuk berita yang beredar di media massa atau grup WhatsApp yang menyatakan bahwa dalam Rapimnas Sandiaga Uno [diangkat] sebagai Ketua Umum Gerindra adalah tidak betul alias hoax. Karena untuk menentukan ketua umum itu ada agenda sendiri, melalui kongres atau kongres luar biasa," tegasnya. [mco]