logo
×

Minggu, 20 Oktober 2019

Raja Pemilik 14 Istri Hadiri Pelantikan Jokowi

Raja Pemilik 14 Istri Hadiri Pelantikan Jokowi

DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan sejumlah pemimpin negara di Istana Merdeka, Jakarta, sebelum ia dilantik menjadi presiden untuk kedua kalinya siang ini. Salah satu tamu yang hadir adalah Raja Mswati III dari Kerajaan Eswatini.

Nama Eswatini mungkin asing bagi sejumlah orang. Pasalnya dulu negara yang berada di benua Afrika ini bernama Swaziland dan baru berubah menjadi Eswatini pada 19 April 2018.

Raja Mswati III merupakan raja absolut terakhir di Afrika yang tersisa. Ia diketahui mempunyai 14 istri dan 25 anak. Gaya hidup mewahnya menjadi sorotan lantaran 63 persen dari total 1,3 juta jiwa masyarakat Eswatini masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Pada 2011, Raja Mswati III mengusir istrinya yang ke-12 , Nothando Dube, karena diduga berselingkuh.

Sementara itu, istri ke-8, Senteni Masango, memutuskan bunuh diri pada 6 April 2018. Ia diduga memilih mengakhiri hidupnya lantaran kecewa dilarang menghadiri pemakaman saudarinya yang wafat sepekan sebelumnya.

Kunjungannya ke Indonesia kali ini, Raja Mswati III ditemani oleh istrinya yang ke-14, Siphelele Mashwama. Dalam pertemuan bilateral, ia mengucapkan selamat atas pelantikan Jokowi sebagai presiden untuk periode kedua.

"Rata-rata pembicaraan yang disampaikan adalah beliau-beliau para tamu menyampaikan tentunya ucapan selamat kepada presiden untuk masa jabatan berikutnya dan beliau semuanya yakin bahwa presiden dan wapres akan dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Merdeka, Jakarta, Ahad, 20 Oktober 2019.

Selain itu, kata Retno, Jokowi menyampaikan ketertarikannya untuk berpartisipasi membangun sejumlah infrastruktur di Eswatini. Alasannya saat ini Afrika adalah fokus dari politik luar negeri Indonesia terutama dalam konteks mengembangkan kerja sama ekonomi.

"Dan saat ini sedang dilakukan pembicaraan antara Eswatini dengan Peruri untuk pencetakan. Ini penjajakan, kemungkinan pencetakan-pencetakan terkait dengan dokumen-dokumen negara," ujarnya. [tem]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: