DEMOKRASI.CO.ID - Polisi kembali menangkap para pelaku penculikan dan penganiayaan terhadap relawan Joko Widodo (Jokowi) atas nama Ninoy Karundeng. Saat ini, total sudah ada 8 tersangka yang diamankan Polda Metro Jaya.
"Saat ini sudah 8 tersangka diamankan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto, kepada wartawan, Minggu (6/10/2019).
Suyudi tidak menjelaskan detail kapan dan di mana 3 tersangka baru itu diamankan polisi. Namun dia menyebut peran masing-masing tersangka berbeda-beda.
"Tersangka yang diamankan ABK, RF, dan IA. Perannya masing-masing ada," jelas Suyudi.
Seperti diketahui, Ninoy Karundeng diculik sekelompok orang saat berada di tengah aksi di Pejompongan, Jakarta Pusat. Saat itu, Ninoy memotret orang-orang yang terkena gas air mata saat demo pada Senin, 30 September 2019.
Para pelaku kemudian curiga dan menanyakan tujuan Ninoy mengambil gambar tersebut. Selain merampas ponsel Ninoy, para pelaku membawanya ke masjid dan sempat menganiayanya.
Ninoy Karundeng (screenshot video) |
Ninoy kemudian dipulangkan ke rumahnya oleh para pelaku pada keesokan harinya, Selasa (1/10). Ninoy kemudian melaporkan kejadian itu pada Rabu (2/10).
Polisi lalu menangkap para pelaku penculikan dan penganiayaan itu. Pelaku yang ditangkap pertama kali berinisial RF dan S asal Jakarta, yang disebut polisi sebagai anggota sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas).
Sebelumnya, anggota Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Falah, Iskandar, angkat bicara soal Ninoy. Iskandar mengatakan jemaah dan pengurus masjid menyelamatkan Ninoy ketika tahu ada pemukulan.
"Secara langsung saya tidak melihat. Kondisi beliau (Ninoy) ada di depan sini (di depan masjid), dipukuli massa. Kita tidak tahu apa penyebabnya tiba-tiba ada pemukulan. Kami dari jemaah masjid dan sekaligus pengurus DKM untuk menyelamatkan beliau kita masukan ke dalam pintu yang terbuka separuh," kata Iskandar saat ditemui di Masjid Al-Falah, Jalan Pejompongan Dalam, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (4/10).
Iskandar mengatakan kondisi saat itu banyak massa yang ada di dalam dan sekitar Masjid Al-Falah untuk mendapatkan perawatan. Dia mengatakan jemaah dan DKM menyelamatkan Ninoy dari amuk massa ke dalam masjid.
"Begitu banyak massa, kita tutup baru kita langsung masuk ke dalam. Meletakkan dia di ruangan medis, di mana paramedis di situ juga banyak yang membantu para demonstran, termasuk beliau (Ninoy). Kita juga nggak tahu siapa nama beliau akhirnya masuk ke dalam situ. Tidak ada penyekapan yang ada itu adalah menyelamatkan dari massa, amukan massa, di sini pun pintu (gerbang) kita tutup dengan baik, pintu yang di dalam nggak kita tutup, seperti itulah," ujarnya.
"Masih, masih (terjadi pemukulan). Kita masukan ke dalam. Kalau dibilang penyekapan, keliru itu, penyelamatan," tegasnya.
Iskandar mengatakan area dalam masjid steril dari pemukulan. Soal video penyekapan Ninoy yang viral di medsos, Iskandar mengaku tidak tahu. Dia mengatakan video itu juga bukan diambil DKM. [dtk]