logo
×

Selasa, 08 Oktober 2019

Pembelian Burqa Untuk Siswi Sekolah Menengah Dengan Anggaran Negara Tuai Kecaman

Pembelian Burqa Untuk Siswi Sekolah Menengah Dengan Anggaran Negara Tuai Kecaman

DEMOKRASI.CO.ID - Warga net Pakistan geram dengan gambar-gambar yang beredar di sosial media yang menunjukkan gadis-gadis remaja mengenakan burqa atau penutup wajah yang dibelikan oleh pemerintah setempat.

Diketahui bahwa hal itu terjadi setelah baru-baru ini, seorang anggota dewan distrik di desa kecil Cheena, di barat laut provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan menggunakan anggaran sekitar 90.000 rupee dari dana pemerintah daerah untuk membeli sekitar 90 burqa untuk siswi di sekolah menengah yang dikelola pemerintah di desa itu.

Di wilayah tersebut, banyak wanita yang secara tradisional mengenakan burqa yang menutupi mereka dari kepala hingga kaki, termasuk wajah mereka.


Pejabat itu yang bernama Muzafar Shah, mengklaim dia memutuskan untuk membelikan para ssiswi tersebut burqa atas permintaan orang tua yang tidak mampu membelinya. Ini dia lakukan sebagai salah satu tindakan terakhirnya sebelum mengundurkan diri dari masa jabatannya.

"Sekitar 90 persen dari gadis-gadis sudah memakai burqa, jadi saya pikir gadis-gadis malang ini harus memiliki burqa baru," katanya kepada kantor berita AFP.

Dia kemudian mengambil dua gambar di mana gaids-gadis remaja itu mengenakan burqa di kelas.

Foto-goto tersebut memicu kemarahan di Pakistan.

"Alih-alih berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan, mereka justru menegakkan hukuman yang ketat dan patut dicontoh untuk melecehkan, menyalahgunakan dan memperkosa," tulis seorang pengguna Twitter di Pakistan, Fatima Wali.

Sementara itu seorang aktivis hak-hak perempuan Pakistan yang melarikan diri dari negara itu baru-baru ini ke New York, Gulalai Ismail menilai bahwa langkah itu merupakan kemunduran.

"Saya senang melihat waktu berubah dan sekarang semakin banyak orang menentang obyektifikasi perempuan dalam pakaian perlindungan," tulisnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan provinsi Zia Ullah Bangash mengatakan penyelidikan telah diluncurkan dalam masalah ini dan menekankan bahwa pakaian itu bukan bagian dari seragam sekolah.

"Kode pakaian kami meliputi celana panjang putih dan tunik biru longgar, namun, tergantung pada anak perempuan jika mereka ingin mengenakan burqa di atas seragam. Kami tidak bisa memaksa mereka," katanya, seperti dimuat Al Jazeera. [rm]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: