logo
×

Jumat, 25 Oktober 2019

Misteri AHY Tak Dapat Kursi Kabinet Akhirnya Terjawab

Misteri AHY Tak Dapat Kursi Kabinet Akhirnya Terjawab

DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo ( Jokowi) telah melantik anggota Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Kendati demikian, tidak ada nama Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Padahal, AHY merupakan salah satu sosok yang digadang–gadang akan memperkuat kabinet pemerintahan. Semua itu bermula saat sang ayah yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menemui Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Dalam keterangan pers setelah pertemuan, Jokowi mengatakan banyak hal yang didiskusikan. Eks Wali Kota Solo itu bahkan menyebut mempertimbangkan AHY masuk ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi–Ma`ruf.

"Ya mungkin ada pertimbangan masih bisa berubah," ujar Jokowi.

Setelah pertemuan, kabar AHY masuk ke dalam kabinet semakin menguat. Salah satu pihak yang mengonfirmasi hal itu adalah Ali Mochtar Ngabalin yang saat itu merupakan Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden. AHY disebut berpotensi masuk ke dalam kabinet Jokowi–Ma`ruf.

Namun, selepas Jokowi–Ma`ruf dilantik di ruang rapat paripurna I, Gedung MPR RI/DPR RI/DPD RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019), kabar AHY menjadi menteri semakin menipis.

Puncaknya pada saat Jokowi melakukan wawancara kepada calon menteri dan pejabat setingkat menteri sepanjang Senin (21/10/2019) hingga Selasa (22/10/2019). Tak tampak kehadiran AHY di Kompleks Istana Kepresidenan. Pun demikian saat pengumuman menteri.

Hari ini, saat Jokowi mengundang 12 calon wakil menteri, tidak tampak kehadiran AHY. Pihak Istana pun buka suara mengenai sejumlah kader dari partai politik yang tidak Masuk dalam susunan kabinet pemerintah.

"Pak Jokowi dengan hak beliau, cukup. Cukup. Saya pikir sudah cukup," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rachman di kompleks Istana Kepresidenan seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Fadjroel pun membantah susunan kabinet Indonesia Maju yang hampir separuhnya diisi oleh kader partai politik sebagai bentuk bagi–bagi `kue`. Susunan kabinet saat ini, sambungnya, mencerminkan pemerataan.

"Semua pulau–pulau terwakili. Jawa, Sumatera, Kalimantan, kan ada putra Dayak. Putra Papua sudah ada. Putra dari Sulawesi. Jadi semuanya sudah lengkap, selesai. Insyallah terwakili."
"Enggak [bagi–bagi kursi]. Tepatnya ini untuk mengambil putra putri terbaik Indonesia. Kedua, inilah wajah persatuan Indonesia," kata Fadjroel.

Sebelumnya, Jokowi telah menjelaskan keputusan tidak mengajak Partai Demokrat ke dalam koalisi. Ia mengaku ingin membangun demokrasi gotong royong. Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan bahwa Indonesia tidak memiliki oposisi seperti di negara lain.

"Demokrasi kita adalah demokrasi gotong royong. Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa kenapa tidak?," kata Jokowi.

Jokowi menjelaskan bahwa sistem presidensial a la Indonesia tidak seperti di luar negeri. Sebagai contoh di Amerika Serikat yang hanya memiliki dua partai besar, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik.

"Ini ndak. Meskipun hanya ada dua partai yang berkompetisi tetapi partainya banyak dan menuju sebuah proses demokrasi dalam bernegara ke depan, saya kira proses proses kematangan, proses berdemokrasi semuanya dalam proses, tetapi saya melihat itu menuju sebuah koridor yang semakin baik ke depan," ujar Jokowi.

Terlepas dari dinamika yang ada, AHY mengucapkan selamat kepada Jokowi–Ma`ruf dan jajaran Kabinet Indonesia Maju.

"Selamat mengemban amanah dan melanjutkan kerja besar 5 tahun mendatang. Saya doakan sukses dan benar–benar bisa membawa Indonesia semakin baik di masa depan," ujar AHY seperti tertuang di akun media sosialnya seperti dikutip pada Jumat (25/10/2019).

"Mohon berkenan untuk senantiasa mendengarkan suara hati dan pikiran rakyat Indonesia. Rakyat yang ingin diri dan keluarganya semakin sejahtera dan bahagia; rakyat yang ingin negerinya semakin aman dan damai, hidup rukun dan saling menghargai sesama anak bangsa; rakyat yang ingin negaranya semakin maju dan dihormati dunia," [laj]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: