DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku heran dengan rentetan demonstrasi kalangan mahasiswa dan kelompok sipil terkait dengan sejumlah kebijakan pemerintahan era Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut, kata Luhut, berbanding terbalik dengan sikap yang ditunjukkan oleh sejumlah pejabat dari negara-negara lain di dunia, misalnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump hingga Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Menurutnya mereka justru menaruh hormat kepada orang nomor satu di Indonesia itu.
"Saya kadang merenung ketika melihat demonstrasi-demonstrasi yang berujung ricuh. Istilahnya, kita seperti menembaki kaki kita sendiri. Padahal, di luar sana, orang lain begitu menaruh respek kepada Repubik ini," ucap Luhut dalam laman Facebook pribadinya, dikutip pada Minggu (6/10).
Rangkaian aksi unjuk rasa dan demonstrasi selama dua pekan terakhir bergulir di Jakarta dan beberapa daerah Indonesia.
Semua bermula dari gagasan sejumlah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dianggap kontroversial. Selain itu, juga disebabkan oleh keengganan Jokowi untuk menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam aksi demo, para mahasiswa meminta Jokowi selaku kepala pemerintahan menunda seluruh pembahasan dan pengesahan seluruh RUU kontroversial. Sementara terkait perppu KPK, mahasiswa mendesak Jokowi untuk segera menerbitkan aturan hukum sebelum 14 Oktober 2019.
Luhut mengatakan respek dari para pejabat dunia terhadap Jokowi membuat mereka percaya untuk mengalirkan investasi ke Indonesia. Investasi itu selanjutnya bisa digunakan untuk mempercepat pembangunan nasional.
Luhut mengatakan kekaguman Trump kepada Jokowi dia dengar langsung dari menantu Trump, Jared Corey Kushner ketika mengunjungi Gedung Putih di Washington DC, AS pada Jumat (27/9) lalu.
"Kamu tahu tidak bahwa ayah mertua saya sangat menyukainya. Presiden Jokowi adalah seorang pemimpin yang baik di antara negara berkembang," kata Luhut meniru apa yang diucapkan Jared kepadanya.
Ia mengatakan rasa hormat dari Trump kepada Jokowi bahkan membuat hubungan kedua negara tetap 'adem ayem'. Hal ini terbukti dari sikap terbuka AS kepada Indonesia dalam bidang investasi.
Salah satunya, kata Luhut, Jared akan mengutus Adam Boehler selaku CEO International Development Finance Corporation (IDFC) untuk menemuinya dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada pertengahan bulan ini. Tujuannya, untuk membicarakan teknis alokasi dana investasi senilai US$60 miliar yang dikelola IDFC untuk masuk ke Tanah Air.
"Jared juga setuju untuk membantu satu orang wakil dari Indonesia untuk dapat menjadi Wakil Presiden World Bank atau di jabatan selevel Director yang dulu pernah disandang oleh Sri Mulyani," tuturnya.
Sementara respek dari Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, kata Luhut, tercermin dari mudahnya ia mendapat kesepakatan investasi dari Uni Emirat Arab (UEA) pada beberapa hari lalu. Kala itu, ceritanya, ia tengah menindaklanjuti rencana kerja sama investasi dari Sovereign Wealth Fund, lembaga pengelola dana abadi di UEA.
Sheikh Mohammed, katanya, menyetujui kelanjutan rencana itu dengan sangat cepat. Begitu pula dengan rencana investasi di bidang pendidikan, pertanian, energi, hingg bantuan pendirian masjid di Solo, Jawa Tengah.
"Saya pikir-pikir dengan setengah heran, kok gampang sekali Sang Raja' ini memberikan persetujuan. Umbrella utamanya adalah karena hubungan yang sangat baik antara Putra Mahkota dengan Pak Jokowi," ujarnya.
"Sedangkan saya hanya eksekutor yang diperkenalkan oleh Pak Jokowi kepada Syekh Mohamed bin Zayed Al Nahyan waktu kunjungan kenegaraan di Istana Bogor," pungkasnya. [cnn]