logo
×

Selasa, 01 Oktober 2019

Kapolda Papua Baru Imbau Pengungsi Tak Pulang Kampung

Kapolda Papua Baru Imbau Pengungsi Tak Pulang Kampung

DEMOKRASI.CO.ID - Gelombang pengungsian warga Wamena, pascakerusuhan 23 September lalu menyita perhatian. Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw yang baru dilantik Senin (30/9) langsung mengunjungi pengungsi di penampungan Jayapura, Selasa (1/10).

Dalam kunjungannya, Waterpauw mengimbau kepada warga pengungsi agar tidak terburu-buru mengambil keputusan pulang ke kampung halaman.“Saya minta masyarakat sekalian tidak terprovokasi dengan isu situasi yang berkembang di Papua. Jangan terburu-buru ingin pulang kampung,” kata Waterpauw mengawali tugas awal setelah diangkat kembali menjadi Kapolda Papua.

Waterpauw memastikan aparat keamanan TNI-Polri menjamin keamanan seluruh masyarakat baik Papua maupun non-Papua yang ada di wilayah Papua, termasuk Wamena. “Kami jamin keamanan saudara-saudara yang berada di Papua. Jadi jangan khawatir, saudara-saudara aman,” katanya.

Selain memastikan jaminan keamanan, Waterpauw juga meminta pengungsi tidak terprovokasi dengan isu-isu yang beredar di Papua. “Berita hoaks ini yang memicu terjadinya kerusuhan. Ini yang harus dihindari,” ujarnya.

Riyami, salah seorang pengungsi dari Wamena yang menempati penampungan di Masjid Al Aqsha, Sentani, mengaku trauma dengan aksi anarkis massa dalam kerusuhan 23 September lalu. Kerusuhan itu menyebabkan kios dan tempat tinggalnya ludes dibakar.

“Kios saya sudah rata dibakar, kami sudah tidak punya apa-apa,” aku Riyami ibu berusia 41 tahun ini. Saat ini, Riyami dan suaminya tengah berencana pulang ke kampung halaman di Pulau Jawa untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya. Menurutnya, keinginan pulang ke kampung sudah dipikirkan matang-matang.

“Saya mau pulang kampung, suami sedang mencari tiket tapi harga masih mahal. Saya jual harta yang tersisa untuk beli tiket sampai hutang ke saudara di kampung, apalagi anak saya di kampung sakit-sakitan,” katanya.

Koordinator Jumat Berkah, Sri Utami Ramadani saat ditemui, Selasa (1/10) menyebutkan 174 pengungsi dari Wamena telah tertampung di Masjid Al-Aqsha. 40 pengungsi diantaranya merupakan anak-anak. “Sesuai data kemarin ada 139 pengungsi, dan hari ini pengungsi bertambah 35 orang, sehingga total 174 orang,” urainya.

Sejauh ini, sambung Sri, 31 pengungsi telah keluar dari tempat penampungan Jumat Berkah. Sebagian telah pulang ke kampung halaman, sedangkan sebagian pengungsi memilik tinggal di rumah kerabatnya.

Ratusan para pengungsi berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi maupun Jawa.  “Ada yang dari Palopo, Key, Makassar, Sragen, Trenggalek, Solo dan NTT,” paparnya.  (Asi/PS/INI Network)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: