DEMOKRASI.CO.ID - Narasi yang dibangun dan dibangga-banggakan selama ini adalah Presiden Jokowi tidak akan membangun politik dinasti. Narasi ini pun dibanding-bandingkan dengan para presiden sebelumnya.
Namun, narasi Jokowi jauh dari politik dinasti tersebut kini mulai dipertanyakan. Diketahui, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sedang menyiapkan diri terjun ke dunia politik.
Tidak tanggung-tanggung, Gibran siap meninggalkan bisnis kulinernya untuk fokus menatap Pilkada Solo 2020.
Selain Gibran, menantu Jokowi, Bobby Afif Nasution juga digadang-gadang bakal mencalonkan diri sebagai walikota di Pilkada Medan 2020.
Analis politik dari Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, pasti ada sebagian masyarakat yang kecewa atas ketidakkonsistenan Gibran dan keluarga Jokowi.
"Jual martabak dan goreng pisang ternyata hanya lagu lama, tidak kuat juga godaan kekuasaan. Tidak sejalan dengan narasi awal. Harusnya konsisten itu dijaga," sebut Pangi saat dihubungi redaksi, Senin (7/10).
Namun demikian, lanjut Pangi, peluang Gibran di Pilkada Solo masih tetap terbuka lebar. Selain memiliki popularitas sebagai anak Presiden, dia juga diyakini memiliki logistik yang cukup.
Dia mengamati, sama dengan daerah lain di Indonesia, pemilihan apapun termasuk pilkada, politik uang masih menjadi salah satu penentu utama.
"Karena politik sekarang adalah politik uang, siapa yang punya duit banyak berpeluang untuk menang," tutup Pangi.
Gibran menegaskan akan terjun ke dunia politik dan siap meninggalkan bisnis kulinernya untuk fokus menatap Pilkada Solo 2020.
Sikap Gibran ini bertolak belakang dengan pernyataannya pada Maret 2018 lalu. Pada waktu itu, dia menyampaikan tidak mungkin ayahnya membentuk politik dinasti karena Jokowi tidak memiliki partai politik.
Selain itu, Gibran menyampaikan politik dinasti akan membuat rakyat susah. Dia juga mengaku tidak tertarik dengan bidang politik karena bukan keahliannya. [rm]