
DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat Ekonomi, Ichsanuddin Noorsy melihat kerusuhan di Wamena, Papua dan demonstrasi di berbagai kota tak akan mempengaruhi minat investor ke Indonesia. Lalu, dia mengungkapkan kondisi investasi secara umum.
“Saya enggak lihat itu, ada indikator menarik kalau anda bicara investasi secara umum, indikator menariknya Surat Berharha Negara (SBN) itu dikuasai oleh asing tetap bergerak di atas 39% terkadang mencapai Rp1000 triliun,” ujarnya kepada Indonesiainside.id ditemui di kawasan Jakarta Pusat.
Dengan kondisi ini, katanya, status keuangan negara menjadi volatile dengan risiko finansial yang tinggi. Potensi pelemahan nilai tukar rupiah sangat dimungkinkan jika terjadi sudden capital outflow
“Maka asumsinya Rp14.400 di RAPBN tahun 2020, artinya tidak ada kepercayaan diri untuk mesntabilkan nilai tukar. Maka kedatangan mereka (investor asing) sesungguhnya hanya menjadikan Indonesia sebagai sapi perah,” ujarnya.
Porsi kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) mencapai 45,83% per 17 September 2019. Mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Selama ini, porsi kepemilikan asing di SBN dalam rupiah yang dapat diperdagangkan berkutat di angka 34-38%.
Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) menunjukkan, porsi kepemilikan asing di SBN merambat naik dalam tiga bulan terakhir.
Investor.id mencatat, Per 27 Juni 2019, porsi asing naik menjadi 39% dibanding pada 2 Januari 2019 sebesar 37,72%. Sejak itu, porsi asing terus meningkat.
Per akhir Juli 2019, porsi asing mencapai 39,26%. Sempat turun ke kisaran 38% pada akhir Agustus hingga 16 September 2019, porsi kepemilikan asing di SBN melonjak menjadi 45,83% pada 17 September 2019.
“Anda tidak keluar dari sesuatu yang lain kok, hanya tetap menjalankan, ya main-main pada tingkat yielding-nya main2 pada SBI-nya. Enggak keluar dari situ, suku bunga, nilai tukar, moneternya,” imbuh Ichsan. (*/Dry)