logo
×

Selasa, 29 Oktober 2019

Gibran Ngotot Maju Pilwalkot Solo, Pengamat: Kekuasan Mengubah Segalanya

Gibran Ngotot Maju Pilwalkot Solo, Pengamat: Kekuasan Mengubah Segalanya

DEMOKRASI.CO.ID - Keinginan kuat putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, untuk maju di Pemilihan Walikota Solo 2020 menunjukkan kerakusan akan kekuasaan. Padahal sebelumnya dia pernah menyatakan tak punya hasrat terjun ke politik.

Analis Politik Universitas Islam Indonesia (UII), Geradi Yudhistira mengatakan, keinginan kuat Gibran maju di Pilwakot Solo juga menunjukkan ketidakkonsistenan Presiden Jokowi yang pernah menyatakan tidak akan mau menceburkan anaknya ke dunia politik.

"Jokowi punya image tertentu bahwa ia terlahir dari kelompok yang sangat antielitisme. Waktu 2014 kan terjadi pertarungan antara Jokowi dengan Prabowo, itu kan merupakan simbol masyarakat grass root dengan kelompok elite. Itu simbolisasi dari pertarungan tahun 2014," ucap Geradi Yudhistira kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (29/10).

Nah Jokowi akhirnya lahir dengan slogan antielite, dengan kesederhanaannya, pro rakyat, dan tidak mau menceburkan anaknya ke dunia politik," sambung Geradi.

Namun kata Geradi, saat ini setelah Presiden Jokowi kembali melanjutkan memimpin Indonesia untuk periode kedua. Satu hal yang justru memperlihatkan haus akan kekuasan.

Hal tersebut diperkuat oleh keinginan Gibran untuk maju di Pilwakot Solo pada 2020. Padahal, Gibran juga pernah menyatakan tidak akan terjun ke dunia politik, melainkan ingin fokus di usaha cateringnya.

"Tapi kan sekarang ini yang namanya kekuasaan itu bisa mengubah segalanya. Dan saya pikir akhirnya Jokowi terjebak, sama dengan politisi kita. Bahwa dinasti itu (Jokowi) harus diamankan dengan Gibran naik," ungkap Geradi.

Dengan demikian, Geradi menilai jiwa kenegarawan Jokowi dihilangkan oleh dirinya sendiri. Justru memperlihatkan kepada masyarakat bahwa ia sama seperti politisi lainnya.

"Gibran dulu sering bilang kalau dia ini hanya ngurusi catering, tapi sekarang akhirnya naik menjadi calon Walikota. Memang itu hak, tapi nggak etis. Karena Jokowi pernah gembar-gembor soal itu. Jadi kita berharap kenegarawanan Jokowi dan kita tahu bahwa Jokowi itu ya sama kaya politisi lainnya," pungkasnya.(rmol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: