DEMOKRASI.CO.ID - Nama eks Eks Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko kembali mencuat ke publik. Serupa tapi tak sama, Soenarko kembali dituding terlibat dalam rencana aksi pengeboman di Jakarta.
Tudingan datang dari pernyataan Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) nonaktif, Abdul Basith. Dalam pengakuannya di majalah TEMPO Edisi 7-13 Oktober 2019, dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB itu membeberkan gagasan kerusuhan dilancarkan di rumah Soenarko, tepatnya 20 September lalu.
Pertemuan itu, klaim Basith, dihadiri sekitar 15 orang, termasuk eks Kepala Staf TNI Angkatan Laut (AL), Slamet Soebijanto, Laksamana Muda (Purnawirawan) Sony Santoso, dan anggota Majelis Kebangsaan Pancasila Jiwa Nusantara, Laode Sugiono. Basith mengaku, dalam pertemuan itu, disepakati adanya rencana tujuh titik ledakan untuk 'mengusir' orang-orang China dengan cara mengganggu bisnis mereka lewat kerusuhan.
Namun, segala tudingan ini langsung dibantah Ferry Firman Nurwahyu, pengacara Soenarko.
"Kemarin saja [Soenarko] baru berurusan dengan pemerintah, masa mau bikin ulah kasus lagi? Logika akal sehatnya sajalah, enggak mungkin orang seperti beliau berbuat seperti itu. Beliau itu 'kan mantan Pangdam, eks Panglima, enggak mungkin beliau melakukan itu," ujar Ferry, Senin (7/10). [kum]