DEMOKRASI.CO.ID - Sebanyak 25 warga Banten turut terkena dampak kerusuhan di Wamena, Papua. Mereka telah meminta untuk segera dipulangkan dan hanya dua orang yang mengaku tidak mau kembali.
Begitu terang Ketua Tim Kemanusiaan Pemprov Banten E Kusmayadi usai melakukan penyisiran kedua di posko-posko pengungsian di Papua. Dari hasil pendataan hingga hari kedua, tercatat ada 25 orang warga yang
"Yang kita pulangkan 23 jiwa, dan yang dua tetap di sini bersama keluarganya di Sentani,” katanya di posko Kemanusiaan Provinsi Banten di Sentani, Jayapura, Jumat (4/10).
Untuk mekanisme kepulangannya dikatakan Kusmayadi akan akan dilakukan dua gelombang. Pertama pada Minggu (6/10) diberangkatkan sebanyak 21 orang. Sedang gelombang kedua pada Senin (7/10), sebanyak dua orang.
"Sementara untuk warga yang bertahan di sini (Papua) kita berikan santunan sebesar Rp 5 juta,” ujarnya.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten Nurhana menambahkan, pihaknya sudah mengupayakan untuk membawa mereka kembali ke Banten. Namun tidak bisa dipaksakan karena mereka telah memilih sendiri.
“Jadi mereka ikut keluarganya yang ada di sini. Tapi kita sudah jemput dari Wamena,” ucapnya seperti dikutip RMOLBanten.
Menurutnya, santunan diberikan sebagai kepedulian Pemprov Banten kepada warga Banten yang sedang mengalami kesulitan di negeri perantauan.
“Pak Gubernur dan Pak Wagub berpesan agar mereka tetap jaga diri dan bantuan yang kami berikan sebagai bentuk kepedulian untuk warga Banten yang terdampak kerusuhan Wamena,” ujarnya.
Pasca kepulangan, pihak Pemprov akan berkoordinasi dengan Pemkab Serang dan Pemkot Serang. Hal itu untuk pembinaan perekonomian lebih lanjut agar mereka memiliki usaha di kampung halaman. [rm]