DEMOKRASI.CO.ID - Putri Wakil Presiden terpilih, Ma"ruf Amin, Siti Nur Azizah jarang masuk ke kantor alias bolos, lantaran sibuk mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) periode 2020-2025.
Menanggapi hal itu, Analis Politik Universitas Telkom Bandung Dedi Kurnia Syah Putra mengatakan bahwa, memang salah satu kelemahan pejabat publik ada pada etika profesinya, termasuk putri Nur Azizah yang saat ini mencalonkan diri sebagai Walikota Tangsel.
"Kelemahan pejabat publik kita adalah etika profesi, termasuk putri Cawapres terpilih sekalipun, Nur Azizah seharusnya tidak semena-mena dengan tanggungjawab pejabat publik yang seharusnya tetap melayani negara," kata Dedi, Kamis (19/9/2019).
"Ketidakhadirannya di kantor hingga berkali-kali, karena alasan mengikuti proses kontestasi Pilkada Tangsel, tidak bisa dibenarkan," ucap Dedi geram.
Pria yang juga menjabat sebagai, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini juga menyebut, bahwa kontestasi adalah kepentingan personal, sementara sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) kepentingan publik.
"Etikanya mendahulukan kepentingan publik. Dari sini terbaca jika Nur Azizah tidak siap sebagai pengabdi pada warga negara," tegasnya.
Tak hanya itu, menurut Dedi, tidak ada hal darurat apapun dalam proses kontestasi Pilkada Tangsel.
"Bijaknya memanfaatkan waktu diluar tanggungjawab sebagai pelayan publik di Kemenag. Jika harus meninggalkan tugas, paling tidak menghormati tatatertib pegawai, biaa dengan cuti atau izin, dua hal itu tentu terbatas, tidak dapat dilakukan terlalu sering," pungkasnya. [ts]