DEMOKRASI.CO.ID - Sastrawan sekaligus salah satu pendiri Majalah tempo Goenawan Mohamad turut berkomentar mengenai Tempo yang waktu lalu menjadi bahan perbincangan hangat karena memasang karikatur Presiden Joko Widodo dengan bayangannya yang memiliki hidung panjang seperti Pinokio.
Goenawan mengaku jika dirinya sebagai pendukung Jokowi. Namun, dirinya sedih menyaksikan sejumlah perbuatan yang membela Jokowi secara berlebihan dan memfitnah pengkritik Jokowi.
"Mengkritik Presiden dengan membabibuta seperti Obor Rakyat tempo hari sama menyesatkanmya dengan membelanya dengan membabibuta. Semoga Pak @jokowi terlindung dari kedua versi fanatisme itu. #bela," kata gm_gm di Twitter.
Goenawan pun menilai jika kritikan Tempo tak terlihat sebagai pihak yang anti Jokowi. "Sebagai mantan wartawan Tempo yang sudah lebih dari 10 tahun di luar kerja jurnalisme majalah itu, saya merasa bisa ambil jarak dari padanya. Tempo bisa keliru, bisa punya bias, tapi saya tahu dalam kritiknya tak terkandung sikap a priori anti @jokowi. #bela," katanya.
Menurutnya, Tempo pantas dikritik tiap kali ia bias atau keliru. "Tapi ingat: pers tak sekuasa politisi di Senayan. Apalagi di zaman ini. Di Senayan “wakil rakyat”— dgn gaji besar meskipun malas —bisa membuat undang2 yg mengatur kehidupan bangsa, meskipun tak adil.#bela," ujarnya.
Tempo pantas dikritik tiap kali ia bias atau keliru. Tapi ingat: pers tak sekuasa politisi di Senayan. Apalagi di zaman ini. Di Senayan “wakil rakyat”— dgn gaji besar meskipun malas —bisa membuat undang2 yg mengatur kehidupan bangsa, meskipun tak adil.#bela— goenawan mohamad (@gm_gm) September 20, 2019
Kata Goenawan, yang tulus menyayangi Jokowi tidak akan membiarkan Jokowi salah langkah. Sebab, ada kepentingan yang lebih besar yakni keselamatan dan kemajuan tanah air.
Seperti diketahui, sampul majalah tersebut menuai polemik di media sosial. Ada yang pro, ada pula yang kontra.
Bagi mereka yang pro, Jokowi pantas digambarkan sebagai Pinokio karena telah ingkar terhadap janji-janjinya, khususnya mengenai pemberantasan korupsi.
Namun, bagi yang kontra dengan sampul majalah tersebut, melihat bahwa hal itu tidak patut dilakukan oleh media, sebab saat ini Jokowi dengan jabatannya sebagai presiden, merupakan simbol negara. [akr]