DEMOKRASI.CO.ID - Proses mediasi dengan mahasiswa yang coba dilakukan anggota DPR berlangsung singkat.
Sebanyak 60 mahasiswa awalnya diterima oleh Ketua Badan Legislasi DPR Supratman Andi Agtas bersama anggota Fraksi Partai Gerindra Ahmad Riza Patria, Heri Gunawan dan anggota legislatif terpilih dari Gerindra, Andre Rosiade di Ruang Fraksi Partai Gerindra.
Demi netralitas tempat, mahasiswa meminta tempat pertemuan dipindah ke tempat yang lebih netral. Supratman akhirnya membawa mahasiswa ke di Ruang Baleg, Nusantara I, Senayan, Jakarta. Pertemuan itu turut dihadiri oleh anggota Komisi III DPR dari PDIP Masinton Pasaribu.
Namun demikian, pertemuan dengan delegasi mahasiswa hanya berlangsung kurang lebih 15 menit. Pertemuan berakhir setelah mahasiswa mempertanyakan soal kesepakatan yang mereka buat dengan Kesetjenan DPR pada 23 September lalu.
"Apakah bapak tahu soal kesepakatan kami bersama Sekjen DPR?" tanya mahasiswa.
"Kok kalian membuat kesepakatan dengan Kesetjenan? Kalian mau bertemu anggota DPR atau siapa?" jawab Supratman.
Jawaban tersebut pun membuat mahasiswa bersorak kecewa di dalam ruangan. Mereka kecewa wakil rakyat tidak mau tahu dengan keinginan dan kesepakatan mereka dalam pertemuan dengan Kesetjenan DPR.
"Kami sudah tidak percaya lagi dengan DPR, kami mahasiswa hari ini berikan mosi tidak percaya pada DPR,” ujar mahasiswa diiringi lagu khas demonstrasi dan meninggalkan ruangan.
Usai pertemuan itu, Supratman pun mengaku tidak ambil pusing. Menurutnya, mosi tidak percaya tidak pernah ada dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
"Kalau itu soal mosi tidak percaya percaya tidak dikenal dalam sistem ketatanegaraan kita," katanya.
Soal tuntutan mahasiswa yang menolak pengesahan sejumlah RUU, seperti KUHP. Politisi Partai Gerindra ini pun menegaskan bahwa DPR bekerja untuk rakyat.
"Prinsip kita tetap memperjuangkan kepentingan semua, kepentingan rakyat," tegasnya. [rm]