logo
×

Senin, 30 September 2019

Begini Kronologi Penembakan Wartawan Indonesia Di Tengah Unjuk Rasa Di Hong Kong

Begini Kronologi Penembakan Wartawan Indonesia Di Tengah Unjuk Rasa Di Hong Kong

DEMOKRASI.CO.ID - Wartawan Indonesia yang ditembak di bagian wajah oleh seorang polisi Hong Kong di tengah aksi unjuk rasa, Veby Mega Indah, buka suara atas kekerasan yang menimpanya akhir pekan kemarin.

Dia bingung mengapa dia menjadi sasaran penembakan oleh polisi Hong Kong. Padahal, saat meliput aksi unjuk rasa tersebut dia mengenakan identitas pers yang lengkap.

"Saya memakai helm dan kacamata. Saya berdiri dengan wartawan lain. Saya mendengar seorang wartawan lain berteriak 'Jangan tembak, kami adalah wartawan'. Tapi polisi tetap menembak," ujarnya kepada South China Morning Post (Senin, 30/9) saat masih dirawat di Rumah Sakit Pamela Youde Nethersole Eastern di Chai Wan, Hong Kong.

Wanita 39 tahun yang merupakan seorang associate editor di media lokal berbahasa Indonesia, Suara Hong Kong News mengalami luka di bagian mata kanannya. Dia mendapatkan tiga jahitan di bagian dekat alisnya. Dahi dan mata kanannya pun bengkak.

"Hal berikutnya yang saya tahu adalah bahwa saya melihat tas datang ke arah saya, dan kemudian saya jatuh," katanya.

Selain ditembak, dia juga mengakup dipukul di mata kanannya beberapa kali oleh polisi saat mereka memukul mundur pengunjuk rasa dari daerah Wan Chai pada hari Minggu sore (29/9).

Petugas polisi juga dilaporkan menggunakan semprotan merica pada wartawan lokal di Causeway Bay.

Dia mengatakan bahwa dia tertembak di jembatan yang menghubungkan Menara Imigrasi dan stasiun MTR Wan Chai.

Sebelum itu, masih kata Veby, petugas polisi sempat mundur dari jembatan di atas tangga, namun kemudian salah satu dari mereka menembak ke arah sekelompok pengunjuk rasa dan wartawan.

Setelah terluka, Veby mengaku masih sadar namun tidak bisa bergerak. Petugas layanan pemadam kebakaran tiba 20 menit kemudian dan membawanya ke rumah sakit dengan ambulans.

Pasca kejadian tersebut, Asosiasi wartawan Hong Kong mendesak pihak berwenang untuk menjelaskan mengapa wartawan, termasuk Veby, diduga menjadi sasaran polisi anti huru hara.

Ketua asosiasi tersebut, Chris Yeung Kin Hing mengatakan bahwa kepolisian perlu menjelaskan mengapa peluru ditembakkan ke arah wartawan.

"Itu hampir menyerang wartawan," katanya.

"Ada juga petugas polisi yang menggunakan semprotan merica pada wartawan pada hari Minggu, dan sejumlah kasus wartawan terkena peluru karet di masa lalu," sambungnya. [rm]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: