DEMOKRASI - Prof. Franz Magnis Suseno (Romo Magnis) angkat bicara soal buku-bukunya yang di razia oleh sekelompok orang yang menamakan diri sebagai Brigade Muslim Indonesia (BMI) yang dilakukan di Gramedia Trans Mall Makassar, Sulawesi Selatan.
"Saya kira itu tanda kebodohan, ketinggalan zaman. Buku itu sudah 20 tahun ada di pasar. Dan tahun 2001 juga sempat di bakar oleh kelompok yang aneh-aneh karena latar belakang politik," ungkap Romo Magnis saat ditemui disela diskusi kebangsaan di museum Nasional, Rabu (7/8).
"Mereka itu rupa-rupanya orang-orang yang hanya melihat gambar orangnya terus jadi kaget, " tambahnya.
Romo Magnis menduga jangan-jangan kelompok itu ada yang menunggangi. "Karena itu cara untuk memfitnah Presiden Jokowi sebagai orang yang minat dengan komunisme, mungkin ke arah itu. Bagi saya itu berbau dan saya tidak peduli," tegas Romo Magnis.
Ia kembali meyakinkan kalau buku yang dirazia itu, kalaupun diterbitkan di negara komunis pasti tidak akan diizinkan untuk dipublikasi karena dalam buku itu Romo Magnis justru mengkritik.
"Saya juga benci dengan cara orang bodoh ini yang memaksa orang dengan ancaman. Orang bodoh penuh semangat itu bahaya, " pungkasnya.
Diketahui telah beredar video yang viral di media sosial, sekelompok orang yang merazia buku-buku yang dianggap membawa paham kiri atau komunisme.
Salah satu buku yang dirazia adalah karya Frans Magnis-Suseno berjudul Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme.
SUMBER