OLEH: MEGA SIMARMATA
TIDAK terasa, waktu memang begitu cepat berlalu.
Seiring dengan akan berakhirnya periode pertama Kabinet Kerja pimpinan Presiden Jokowi, masa jabatan Kapolri yang diemban Jenderal Polisi Tito Karnavian sudah berlangsung selama 3 tahun 2 bulan atau 38 bulan.
Tito dilantik sebagai Kapolri pada Juni 2016. Dan ia sudah sangat lama mengemban amanah sebagai Tri Brata 1.
Kini, memasuki periode kedua Kabinet Kerja pimpinan Presiden Jokowi, salah satu posisi yang berpeluang sangat besar untuk diganti adalah Kapolri.
Pertanyaannya, siapa calon Kapolri yang berkenan di hati sang Presiden?
Hal lain yang cukup menarik dicermati menjelang pergantian Kapolri adalah jabatan Wakapolri pun akan segera lowong.
Komjen Ari Dono Sukmanto yang saat ini menjabat Wakapolri, secara administrasi akan memasuki masa purnabakti atau pensiun per 1 Januari 2020.
Tapi sewaktu-waktu, jabatan Kapolri bisa diserahterimakan kepada pejabat baru yang 'direstui' Presiden.
Seperti posisi Wakapolri, jabatan lain yang merupakan pos untuk pati bintang 3 yang akan segera lowong adalah Kabaharkam Polri, yang saat ini masih dijabat oleh Komjen Pol Condro Kirono.
Condro, juga akan pensiun awal 2020.
Pertanyaannya lagi, siapa yang akan lebih dulu diganti seturut perintah Istana. Kapolri dulu atau Wakapolri?
Untuk calon Kapolri, yang berpeluang besar adalah Kalemdikpol Komjen Pol Arief Sulistiyanto, Irwasum Polri Komjen Moechgiyarto, Kabareskrim Komjen Pol Idham Azis, Kabaintelkam Komjen Pol Agung Budi Maryoto, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono.
Gatot yang saat ini masih berbintang 2, bisa dinaikkan terlebih dahulu menjadi Kabaharkam Polri agar bintangnya menjadi 3. Sehingga ia bisa ikut dicalonkan menjadi Kapolri atau Wakapolri.
Jika pergantian Kapolri dilakukan saat ini, kelima perwira tinggi (pati) ini adalah calon-calon terkuat menjadi Kapolri.
Kelima pati tersebut, juga bisa dipilih menjadi Wakapolri.
Itu tadi, siapa yang lebih dulu ingin diganti oleh Istana. Kapolri atau Wakapolri?
Jika pertanyaannya seperti ini maka jawabannya adalah pergantian Kapolri yang lebih tepat dilakukan saat ini. Agar dalam masa peralihan kepemimpinan, ada sosok yang sangat disegani menjaga soliditas dalam internal Polri yaitu Komjen Ari Dono.
Ari Dono termasuk yang sangat senior saat ini dalam organisasi Polri.
Jadi saat berlangsung proses pergantian Kapolri, Ari Dono bisa memainkan peran strategis menjaga kekompakan saat pucuk pimpinan diganti.
Apalagi, pergantian Kapolri memerlukan waktu paling tidak 1 bulan terkait proses yang harus dijalani di DPR. Sesuai dengan Undang-undang, calon Kapolri yang diusulkan Presiden wajib mendapat persetujuan DPR.
Proses yang berlangsung di DPR inilah yang memakan waktu sekitar 1 bulan.
Jadi, menutup tulisan ini, Presiden bisa mempertimbangkan kapan waktu yang terbaik melakukan pergantian Kapolri dan Wakapolri.
Sudah waktunya Kapolri diganti karena Tito sudah sangat lama mengemban jabatan Kapolri. Sudah 38 bulan atau 3 tahun 2 bulan.
Hal terpenting yang harus dibenahi setelah pergantian Kapolri adalah pemberian kesempatan yang sama bagi semua polisi untuk mendapat kenaikan pangkat dan jabatan.
Jangan ada lagi perwira tinggi Polri yang 'dikandangkan' oleh Tito di Lemdikpol hanya karena faktor like and dislike semau-mau Kapolri sendiri.
Jangan ada lagi perwira tinggi Polri yang tidak diberi promosi jabatan (padahal sudah di atas 3 tahun menjabat di jabatan tertentu).
Jangan ada lagi perwira menengah setingkat Kombes yang dimatikan kariernya alias tidak boleh dinaikkan pangkatnya menjadi Brigjen, hanya karena faktor like and dislike.
Kenaikan-kenaikan pangkat dan jabatan di era Tito, hanya didominasi oleh orang-orang terdekat Tito saja.
Mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln pernah berkata, “Nearly all men can stand adversity, but if you want to test a man’s character, give him power”.
Yang artinya, “Hampir semua pria dapat mengatasi kesulitan. Tapi jika engkau ingin menguji karakter seorang pria, berikanlah kepadanya kekuasaan (jabatan)”.
Semoga Polri bisa segera mendapat pimpinan baru yang lebih profesional dan lebih berintegritas.
Bravo Polri !!!
SUMBER