DEMOKRASI - Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate angkat suara mengenai pihak-pihak yang memojokan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang dianggap tidak taat hukum dalam pemeriksaan KPK.
Enggar diketahui pergi ke China dan mangkir dalam panggilan lembaga antirasuah itu terkait kasus yang melibatkan Bowo Sidik. Menurut Johnny, kepergian Enggar ke China untuk memperbaiki kondisi keuangan negara yang sedang defisit.
Diketahui, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semester I-2019 melebar hingga mencapai Rp 135,8 triliun hingga Juni 2019. Angka tersebut lebih tinggi dari 2018 yang hanya Rp 110,6 triliun.
"Poin intinya sih Mendag sedang upayakan memperbaiki defisit dan iklim investasi pascapilpres jangan lah urusan hukum mengganggu. Apakah yang ini penting banget sampai mengorbankan perekonomian negara. Kalau soal jadwal memang tidak bisa ya tinggal dijadwalkan ulang atau tanya ke kapan bisanya baru kirim undangan," kata Johnny, Selasa 23 Juli 2019.
Johnny menjelaskan, pihak-pihak yang sengaja memojokkan Mendag seolah tak taat hukum, tidak menjadikan hukum sebagai alat politik. Tugas utama para menteri bekerja untuk kepentingan negara.
"Melaksanakan tugas yang penting dan tidak menafikan kewajiban hukum, adalah hal yang harus dilakukan. Tetapi aparat hatus melihat yang mana harus diprioritaskan jadwalnya," kata dia.
Johnny yakin KPK bisa objektif melihat mana yang prioritas utama, dan mana yang bisa didahulukan.
"Kalau dibatalkan pertemuannya (dengan Tiongkok), habis itu ada peluangnya enggak?Sebagai saksi apakah wajib. Ada banyak orang yang belum diurus (kasusnya). Apakah ini (pemanggilan) lebih penting dari (kasus) yang besar-besar dulu," ucap dia.
Mendag Enggartiasto Lukita kini masih berada di China. Di sana, Mendag melakukan serangkaian lobi yang merupakan tindak lanjut dari pembicaraan dan kesepakatan yang dilakukan antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo di Osaka, Jepang, beberapa waktu lalu.
Saat itu, Presiden Jokowi menyampaikan kepada mitranya berbagai hal, termasuk kesulitan dalam ekspor dan defisit perdagangan ke China yang begitu besar.
Presiden Xi Jinping pun berjanji akan menindaklanjuti dan memberikan prioritas untuk menyelesaikan masalah tersebut. Lobi-lobi ini ditujukan untuk meniadakan hambatan dalam ekspor komoditas-komiditas RI ke China.
SUMBER