DEMOKRASI - Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri menyatakan, investasi yang masuk ke Tanah Air tidak kecil. Dia jutsru takut Presiden Jokowi salah diagnosis karena pemakaian investasi tersebut kurang efektif.
Faisal menyampaikan hal itu dalam diskusi "Menjawab Tantangan Pengelolaan Pelabuhan di Indonesia dalam Perspektif Ekonomi dan Hukum" di Jakarta, Selasa (23/7/2019).
"Saya agak takut Pak Jokowi ini salah diagnosis. Investasi (kita) tidak kecil. Tapi hasilnya kok kecil? Berarti kita membangunnya tidak efisien," katanya.
Faisal menuturkan, tidak efisiennya investasi di Indonesia bisa dilihat dari bagaimana industri di dalam negeri masih memerlukan lebih banyak modal, termasuk berupa impor barang, padahal dana yang dimiliki terbatas.
"Pak Jokowi sebut belum ada kebijakan investasi yang "nendang", sampai-sampai Pak Jokowi pernah bilang akan bikin kementerian investasi. Tapi percayalah investasi di kita tidak kecil," imbuhnya.
Faisal menyatakan, investasi di Indonesia berkontribusi 32,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Prestasi itu lebih tinggi dibanding negara ASEAN.
Pertumbuhan investasi asing di Indonesia juga masuk di posisi 16 di seluruh dunia.
"Kita ini masuk Top 20, dan posisi kita ini meningkat dari 2017 lalu di posisi 18. Jadi investasi kita tidak rendah," katanya.
SUMBER