DEMOKRASI - Kasus dugaan makar yang melibatkan Mantan Kepala Staf Komando Strategis Angkatan Darat (Kas Kostrad) Mayjen TNI Purnawirawan Kivlan Zen kian menemui titik terang.
Kemarin, Selasa (11/6) polisi mengumumkan bahwa Kivlan Zen mendapat sejumlah uang dari aktivis Habil Marati untuk membeli senjata api. Pembelian ini diduga terkait dengan upaya pembunuhan empat tokoh nasional.
Namun demikian, publik tidak serta merta percaya dengan pernyataan polisi yang disampaikan di Gedung Kemenko Polhukam tersebut. Salah satunya Rektor Universitas Ibdu Chaldun, Musni Umar yang sangsi dengan kabar tersebut.
"Mayjen TNI Purn Kivlan Zen, teman baik walau jarang bertemu. Saya tidak percaya dia mau bunuh para pejabat dan melakukan makar," tanyanya dalam akun Twitter pribadi sesaat lalu, Rabu (12/6).
Dia menjelaskan bahwa Kivlan tidak memiliki instrumen yang cukup untuk melakukan makar. Sebab, Kivlan tidak memiliki kekuasaan, juga tidak memiliki banyak uang karena bukan berstatus sebagai pengusaha.
"(Dia juga) bukan pimpinan ormas," sambungnya.
Di mata Musni Umar, Kivlan merupakan sosok seorang prajurit yang memiliki idealisme yang tinggi pada bangsanya.
"Hanya jenderal purnawirawan yang idealis, cinta negerinya dan anti komunis," pungkasnya.
SUMBER