DEMOKRASI - Kecewa atas pemberitaan Majalah Tempo yang dinilai memojokkan dirinya sebagai pihak yang mengerahkan massa dalam kerusuhan dan bentrokan di depan Gedung Bawaslu pada Rabu malam, 22 Mei lalu, Dahlia Zein berencana melaporkan persoalan ini ke Dewan Pers.
Ketua Baladhika Indonesia Jaya, salah satu organ pendukung Prabowo-Sandi itu, mengatakan dirinya hanya “curhat” saat berbicara dengan wartawan Tempo, dan sama sekali tidak menyangka curhat itu dikutip untuk membentuk frame tertentu.
Dalam laporan utama Tempo yang terbit hari ini (Senin, 10/6) dengan cover berjudul “Tim Mawar dan Rusuh Sarinah” disebutkan bahwa kepada wartawan Tempo, Dahlia sempat memberikan perintah kepada anak buahnya yang ikut aksi di depan Bawaslu agar membuat benturan dengan aparat keamanan.
“Saya bilang, ‘Ya udah, benturin aja. Chaos-in aja sekalian,’” demikian kata Dahlia dalam laporan itu.
Disebutkan di laporan itu bahwa kesaksian Dahlia disampaikan di sebuah kafe di Cilandak Town Square pada hari Sabtu pekan lalu (1/6).
Sementara saat memberikan “perintah” itu, Dahlia sedang berada di sebuah rumah makan Padang di perempatan Jalan Sabang, Menteng, hanya sekitar 300 meter dari lokasi aksi.
Bagian inilah yang menurut Dahlia telah dikutip sedemikian rupa sehingga membentuk frame tertentu yang mengarahkan dirinya sebagai bagian dari pelaku bahkan inisiator kerusuhan.
Dahlia lantas menceritakan bagaimana dirinya bisa bertemu dengan wartawan Tempo.
“Mereka mengajak saya untuk ketemu. Mereka katakan hanya mau ngobrol biasa. Mereka tidak bilang untuk wawancara, tapi hanya ngobrol. Itu perlu digarisbawahi,” ujar Dahlia dalam pembicaraan dengan redaksi.
Dalam pembicaraan itu, masih menurut Dahlia, dia dimintai tolong untuk menanyakan kesediaan Ketua Bidang Pendayagunaan Aparatur Gerindra, Fauka Noor Farid, untuk ngobrol-ngobrol.
Dahlia menghubungi Fauka yang setuju asalkan pembicaraan dilakukan menggunakan telepon Dahlia.
“Setelah mereka ngobrol dengan Fauka, mereka kembali ngobrol dengan saya. Saat itu saya bilang, seharusnya polisi punya hati. Kita baru buka puasa (pada tanggal 22 Mei). Mestinya bisa dipahami dan tidak langsung dibubarkan,” cerita Dahlia lagi.
“Ternyata oleh mereka bagian ini yang dijadikan kutipan,” kata Dahlia lagi.
Masih menurut Dahlia, dirinya sudah menyampaikan keberatan kepada Tempo, dan ia diminta menyampaikan hak jawab ke Tempo untuk dimuat pada edisi berikutnya.
Kini Dahlia sedang mempersiapkan surat keberatan yang akan dikirimkan ke Dewan Pers dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
SUMBER