NUSANEWS - Juru Bicara Tim Kemenangan (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Dini Shanti Purwono, tampak tak mau mendapatkan interupsi saat menjawab pertanyaan dari pembaca acara Najwa Shihab di acara Mata Najwa, yang tayang Rabu (6/2/2019).
Dikutip dari akun YouTube Najwa Shihab, Dini sampai mengacungkan jari-jarinya agar tidak mendapatkan interupsi saat menjelaskan jawabannya.
Hadir dalam tema 'Tancap Gas Jelang Pentas', Dini mewakili kubu paslon 01 yang diundang bersama dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) kubu paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Saat itu, Dini tampak diminta menjelaskan oleh Najwa Shihab berkaitan dengan penuturan Joko Widodo beberapa waktu lalu soal konsultan asing.
"Siapa yang menggunakan konsultan asing, ketika Pak Jokowi melontarkan itu apakah memang ada bukti di balik pernyataan yang dilontarkan oleh incumbent (petahana)," tanya Najwa Rabu (6/2/2019).
"Ketika bicara soal konsultan asing, siapa yang dimaksud dan apa indikasinya sehingga melontarkan statement itu," lanjutnya.
"Pertama sebagai presiden ya, incumbent, yakin bahwa Pak Presiden itu punya banyak intel, dan dia itu," ucap Dini berhenti menjelaskan.
Ia tak melanjutkan penuturannya lantaran BPN Prabowo-Sandi tampak melontarkan sebuah pertanyaan.
"Kok Intel?," tanya BPN Prabowo-Sandi.
Mendapati penjelasannya dipotong, Dini langsung protes dan meminta tak lagi ada interupsi yang dilayangkan padanya saat sedang menjelaskan.
boleh motong," tegas Dini.
Namun, cara Dini melontarkan permintaan tak mau diinterupsi tersebut mengundang riuh dari tiga narasumber dari BPN Prabowo-Sandi yakni Muhammad Nasir Djamil, Miftah Sabri, dan juga Faldo Maldini.
Pasalnya Dini tampak mengacungkan kedua jari telunjuknya ke depan sambil tersenyum dan menatap ke arah BPN Prabowo-Sandi.
Acungan dua jari telunjuk Dini tersebut dibarengi dengan ucapan singkatnya.
"Oke," kata Dini.
Hal tersebut yang kemudian membuat BPN Prabowo-Sandi mulai riuh.
"Lah kok pakai ini okenya," ucap Nasir Djamil sambil mempraktekkan acungan jari yang ditunjukkan Dini.
"Okenya begini okenya," ucap Nasir lagi sambil tertawa dan menatap ke arah Miftah Sabri.
Hal tersebut langsung disambut oleh Miftah.
Ia juga tampak tertawa dan menunjukkan acungan jari yang sama seperti Dini.
Faldo Maldini juga turut tertawa mendengarkan dialog singkat dari rekannya itu.
Faldo tampak menaikkan kedua pundaknya sambil meregangkan jari-jarinya.
Tampak tak menggubris ucapan dari BPN Prabowo-Sandi, Dini langsung melanjutkan pemaparannya soal konsultan asing yang sempat diucapkan oleh Jokowi.
"Tidak mungkin Pak Jokowi bicara tanpa data, kedua Pak Jokowi di sini tidak menuduh spesifik siapapun juga, tapi memang kembali tadi teori 'Propaganda Rusia' polanya itu lho."
"Jadi kita patut menduga memang kita tidak menuduh ya, karena terdapat kesamaan pola-pola yang digunakan oleh kubu 02 dengan yang digunakan di Amerika maupun di Rusia," terang Dini.
Ia lantas menegaskan bahwa apa yang disampaikan oleh Jokowi hanya sebuah istilah.
"Jangan salah, istilah 'Propaganda Rusia' itu kan hanya istilah, bukan berarti Pak Jokowi bilang oh menuduh Rusia sebagai negara gitu."
"Istilah itu kan juga dipopulerkan oleh Mas Miftah baca kan ren corporation, itu pertama kali digunakan istilah oleh ren Corporation," jelas Dini kemudian.
"Sama juga istilah kita menyebut Flu Singapura, Campak Jerman, jadi apakah kita bermasalah dengan Singapura tidak bermasalah dengan Jerman, tidak," pungkas Dini.
SUMBER