logo
×

Rabu, 06 Februari 2019

Tak Bisa Hapal Alkitab, Bocah Ini Dikubur Hidup-hidup Orang Tuanya

Tak Bisa Hapal Alkitab, Bocah Ini Dikubur Hidup-hidup Orang Tuanya

NUSANEWS - Seorang anak lelaki berusia tujuh tahun, telah meninggal usai dikubur hidup-hidup oleh orang tuanya, karena tidak mengetahui Alkitab.

Little Ethan Hauschultz, dikuburkan di peti bersalju, oleh orang tuanya, Timothy dan Tina Hauschultz.

Pasangan itu dituduh memberikan hukuman memuakkan kepada Ethan, termasuk memikul kayu bulat seberat 44 pon selama dua jam setiap hari, selama seminggu.

Hukuman biasanya diberikan ketika anak itu gagal menghafal ayat dari Alkitab, menurut laporan polisi.

Putra Timothy dan Tina Hauschultz yang berusia 15 tahun, juga dituduh telah menyiksa bocah itu, menurut Newsweek.

Pada satu kesempatan, dikatakan bahwa dia menendang dan meninju korban setidaknya 100 kali, menggulingkan batang kayu yang berat di atas tubuhnya, dan berdiri di atas kepalanya ketika dia tertelungkup dalam genangan air.

Laporan medis menunjukkan, Ethan meninggal pada April tahun lalu karena hipotermia dan trauma tumpul pada kepala, perut, dan dada, serta tulang rusuk yang patah.

Tidak diketahui persis bagaimana Hauschultz terkait dengan Ethan, tetapi mereka terdaftar sebagai wali sahnya, lapor the Mai.

Putra remaja pasangan itu, telah didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama yang ceroboh, sementara Timothy (48), telah didakwa dengan pembunuhan kejahatan dan kejahatan yang berkontribusi pada kenakalan seorang anak.

Tina (35), dituduh gagal mencegah kerusakan tubuh dan secara sengaja berkontribusi pada kenakalan anak.

Bocah 15 tahun itu mengatakan kepada polisi, ia bertugas mengawasi Ethan dan saudara kembarnya, yang diduga keduanya dihukum dengan membawa kayu, setelah gagal membaca 13 ayat Alkitab yang dipilih Timotius.

Ibu yang melahirkan Ethan, Andrea Everett berbicara tentang saat dia tiba di sisi putranya selama perawatan di rumah sakit.

"Ketika saya sampai di sana, Ethan tidak memiliki detak jantung dan suhunya 23 derajat

"Mereka bekerja padanya selama lima jam, memberinya CPR sepanjang waktu, dan masih tidak bisa mendapatkan detak jantung. Tidak ada aktivitas otak.

"Aku menginginkan keadilan untuk putraku, dan orang yang bertanggung jawab harus masuk penjara untuk waktu yang sangat lama."

Ketiga terdakwa akan hadir di pengadilan pertama kali hari ini.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: